Dalam rangka Hari Difabel Internasional, kaum Difabel di Lembata ikut Jalan Santai
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Setelah hari sebelumnya melakukan pemeriksaan kesehatan dalam rangka Hari Difabel Internasional, FORUM Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga ( FPKDK) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, juga menggelar acara jalan santai bagi kaum difabel dan relawan pada Senin (2/12/2019) petang.
Aksi jalan santai tersebut diikuti kelompok difabel dari sejumlah wilayah di Lembata sambil membawa pamflet seruan inklusi, agar disabilitas dapat hidup setara dengan kelompok lainnya.
• Rilis BKD, Jumlah Pelamar CPNS di TTU Capai 5.018 Orang, Ini Rinciannya
Aksi jalan santai diikuti kelompok difabel yang berasal dari berbagai daerah di Lembata, seperti dari Mingar, Lamahora, Waikomo, Lusikawak, dan Lewoleba, serta Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Lewoleba. Jalan santai dimulai dari taman kota Lewoleba, menuju ke Gereja St Baneux Lewoleba dan kembali lagi ke taman kota Lewoleba.
Sejumlah difabel yang menggunakan alat bantu kursi roda tampak kesulitan mengikuti jalan santai, karena akses jalan masuk dan menuju Taman Kota sulit dilalui kursi roda. Beruntung, para relawan dari FPKDK Kabupaten Lembata sigap membantu.
• BPBD Kembali Droping Air Bersih Untuk Warga Lukuwingir dan Waimbidi Sumba Timur
Sementara para difabel lainnya nampak bersuka ria mengikuti jalan santai. Kelompok penyandang disabilitas itu membawa serta pesan yang tertulis di pamflet seperti, 'Kami juga Anak Lembata', 'Kami juga butuh diberdayakan secara ekonomi, karena kami juga bertanggung jawab kepada keluarga kami', 'Temani Kami, Kami Juga Rindu Berwisata di Tepi Pantai', 'Jangan Pandang Kami Sebagai Orang Sakit, Pandanglah Kami Sebagai Orang dengan Kemampuan Berbeda'.
Selain jalan santai yang digelar petang tadi, Hari disabilitas Internasional di Lembata juga diwarnai kegiatan pameran, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pentas hiburan yang diisi oleh kelompok disabilitas.
Ketua panitia Hari Disabilitas Lembata, Dokter Jimi Sunur mengatakan, tujuan dilaksanakan seluruh rangkaian kegiatan tersebut untuk menciptakan lingkungan inklusi yang ramah disabiltas.
"Tujuan kita memperingati Hari Disabilitas Internasional agar kita semua bisa sehati, bisa setara. Bahwa yang membedakan kita hanya fisik. Kita berjuang untuk bisa hidup berdampingan, menciptakan semangat sehati kita setara," ujar Jimi.
Ratusan disabilitas itu pun langsung diberi sosialisasi tentang bagaimana menghadapi bencana oleh Ketua Forum Penanggulangan Risiko Bencana Kabupaten Lembata, Andris Koban.
Siprianus Genape, Ketua Unit Layanan Disabilitas (ULD) BPBD Kabupaten Lembata, mengatakan, sosialisasi dan simulasi bencana juga perlu diberikan kepada kelompok disabilitas.
"Peraturan BNPB Nomor 14 Tahun 2014 tentang penanganan perlindungan, partisipasi disabilitas dalam penanggulangan bencana, kita coba bergerak menjawab dengan membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) sebab di dalam UU itu, negara wajib melindungi 22 hak disabilitas. Jika terjadi bencana, teman-teman disabilitas harus bisa selamatkan diri dan juga dapat membantu menyelamatkan teman-teman," ujar Siprianus.
Ketua FPKDK Kabupaten Lembata, Ramsy Langoday, menyebutkan, menurut data Dinas Sosial Kabupaten Lembata 2016, di kabupaten Lembata terdata 1444 penyandang disabilitas. Upaya perlindungan dan pembelaan hak-hak kaum disabilitas di Lembata adalah dengan mengajukan Perda Perlindungan Disabilitas, namun hingga saat ini Perda itu belum dibahas dan disahkan oleh DPRD dan pemerintah. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO)