Jika orangtua tidak mengajari Anak tentang seks dan seksualitas, maka mereka akan mempelajarinya dari tempat lain yang sumbernya tidak dapat dipercaya.
Oleh karena itu, Moms dan Dads harus mulai mengajarkan tentang pendidikan seks.
Dilansir dari aboutkidshealth.ca, berikut poin-poin penting yang harus Moms dan Dads tahu sebelum memberikan pendidikan seks.
freepik.com
1. Strategi yang baik dimulai dari berbicara dengan Anak tentang seks, ketika mereka masih remaja dan melanjutkan percakapan itu saat mereka bertambah dewasa.
2. Seorang Anak akan mengetahui informasi tentang seks dari lingkunannya, seperti sekolah, teman-teman dan media pada usia yang jauh lebih awal daripada yang diperkirakan banyak orangtua.
3. Orangtua seharusnya tidak mengandalkan sistem sekolah untuk mengajarkan pendidikan seks. Jika Anak diajarkan pendidikan seks di sekolah, tanyakan kepada mereka apa yang mereka pelajari.
4. Pendidikan seks tidak mengarah pada pergaulan bebas. Memulai sejak dini dengan informasi yang sesuai dengan perkembangan tentang seks adalah ide yang bagus.
Seks merupakan keingintahuan alami dari Anak yang belajar tentang tubuh.
Memulai percakapan tentang seks sejak dini dan melanjutkan percakapan itu saat Anak tumbuh dewasa merupakan strategi pendidikan seks terbaik.
Ketika oran tua berbicara dengan Anak-Anak mereka tentang seks, mereka dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan informasi yang benar.
Orang tua harus menjadi sumber pertama informasi Anak tentang seks.
Memahami informasi yang benar dapat melindungi Anak dari perilaku menyimpang saat mereka tumbuh dewasa.
Tanamkan nilai-nilai agama
Pendidikan seks juga memberikan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai agama yang dipercaya.
Misalnya, jika Moms berasal dari keluarga yang percaya bahwa hubungan intim boleh dilakukan saat sudah menikah, ini bisa menjadi bagian dari diskusi tentang seksualitas.
Jika orangtua tidak mengajari Anak-Anak mereka tentang seks, mereka akan mempelajarinya dari tempat lain.
Anak dapat mengetahui tentang seks lebih awal dari apa yang dibayangkan orangtua.
Jika tidak berbicara dengan Anak tentang seks, berarti orangtua akan memiliki sedikit kendali atas apa yang mereka pelajari tentang seks.
Sekolah dan media
Jika Anak diajarkan pendidikan seks di sekolah, tinjaulah dan tanyakan apa yang mereka pelajari.
Seks yang dipelajari seorang Anak di lingkungan sekolahnya berasal dari teman-teman dan dari media sosial yang faktanya belum tentu benar dan bisa saja salah, karena dari sumber yang tidak jelas.
Masalah seputar seks dan seksualitas muncul tanpa konteks atau tanpa komponen emosional.
Media memang penuh dengan seks dan seksualitas, media sering menjelaskan dalam pengertian yang sensasional dan dangkal.
Ini dapat merendahkan, bahkan berbahaya bagi Anak.
Anak yang diberi pendidikan seks lebih aman daripada tanpa pendidikan seks.
Studi menunjukkan semakin banyak Anak terpapar gambar seksual di media, semakin besar kemungkinan mereka akan terlibat dalam perilaku seksual di usia yang lebih muda.
Namun, pendidikan seks yang sebenarnya tidak mengarah pada pergaulan bebas.
Anak remaja yang menerima pendidikan seks di rumah sebenarnya lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan aktivitas seksual yang menyimpang.
* Surat Kepala Sekolah Ajak Siswinya Berhubungan Badan
Setelah dilaporkan oleh siswinya, NR ke polisi karena mengajak muridnya berhubungan badan melalui surat, Kepala SMA Negeri Lurasik berinisial BA akhirnya angkat bicara.
Saat menghubungi Kompas.com melalui telepon selulernya, Jumat (2/9/2016), BA membenarkan isi surat yang mengajak muridnya, NR untuk berhubungan badan.
BA mengaku, tujuan dibuatkan surat itu yakni untuk menampik adanya gosip miring yang beredar di sekolahnya bahwa dirinya punya hubungan khusus dengan NR.
“Jadi gosip ini disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sejak Juli 2016 lalu yang menuding saya punya hubungan khusus dengan NR," jelas BA.
Menurut BA, selama ini NR kerap tidak mengindahkan panggilan gurunya untuk menghadap. Bahkan panggilan dari kepala sekolah pun tidak dituruti.
Akhirnya, orang mulai curiga dan menuding bahwa NR melawan karena dia punya hubungan khusus dengan kepala sekolah.
"Sehingga saya pun ingin membuktikan kebenaran itu dengan membuat 10 pertanyaan dalam surat yang harus ia jawab untuk kemudian bisa membuktikan kebenaran gosip itu,” terang BA.
Menurut BA, NR dipanggil oleh guru untuk menghadap ke sekolah karena sebelum ujian semester kenaikan kelas, dia pernah minggat dari rumahnya selama tiga pekan. NR diketahui pergi ke ibunya yang tinggal di Timor Leste. Sementara ayahnya telah meninggal.
Setelah kembali dari Timor Leste, NR dipanggil oleh gurunya untuk membuat surat pernyataan tidak lagi membolos. NR pun membuat surat pernyataan tersebut.
Lalu NR kembali dipanggil oleh guru-gurunya, termasuk kepala sekolah untuk suatu keperluan tetapi tidak pernah ditanggapi. Akhirnya pada Kamis (26/8/2016), kepala sekolah memanggil khusus NR di ruangan Bimbingan Konseling (BK).
“Hari Kamis itu saya panggil dia di ruangan bimbingan konseling (BK). Saya didampingi oleh dua orang staf saya," katanya.
NR pun ditanya alasan mangkir dari panggilan guru dan kepala sekolah. Dia hanya menjawab sibuk.
Lalu BA menyodorkan kertas berisi 10 pertanyaan untuk menguji kejujuran. Hal itu dilakukan karena selama ini NR digosipkan punya hubungan khusus dengan BA.
BA meminta NR untuk mengisi 10 pertanyaan di sekolah agar surat itu tidak bocor sehingga bisa menimbulkan banyak gosip. Salah satu isi pertanyaan itu adalah berhubungan badan.
Di dalam surat itu, BA juga menyertakan uang Rp 1 juta sebagai "upah" menjawab 10 pertanyaan itu.
“Sebelumnya saya kasih surat dan uang itu, saya bilang jika kau sampaikan berita ini ke orang lain maka ceritanya akan lain," kata BA.
Lanjut BA, NR pun menerima surat itu beserta uangnya, namun dia tetap ingin menjawabnya di rumah dan berjanji akan mengembalikan "kuesioner" itu keesokan harinya
"Saya kemudian foto dia dengan lembaran (kertas pertanyaan dan uang) ini di atas meja," katanya.
Namun, kata BA, rupanya NR membocorkan isi surat itu kepada keluarganya hingga akhirnya kepala sekolah ini dilaporkan ke polisi.
“Saya siap bertanggung jawab untuk mengklarifikasi masalah ini, dan saya tidak ada niat apapun untuk mengajak siswi saya ini berhubungan badan. Intinya saya tidak punya niat jahat untuk hal ini,” pungkasnya. ( Pos-Kupang.com )