"Jadi darimana selingkuhnya itu?," ucap paman korban, Siswanto (50).
Siswanto membeberkan, keduanya memang sering terlibat ribut.
Masalah pun sering dicari, mulai dari perselingkuhan hingga alasan lain.
"Mereka sudah pernah kejadian seperti ini. Bahkan tersangka sering ribut dengan korban, dan sering mengancam. Kita beranggapan ancaman itu hal yang biasa," tambahnya.
Sampai pada puncaknya sebelum terjadi peristiwa pembunuhan itu, korban sempat lari ke rumah orangtuanya di Jalan Lintas Indralaya - Kayuagung, Desa Tanjung Sejaro Kabupaten Ogan Ilir, Jumat (30/8/2019) lalu.
"Ada saudara tersangka namanya A, menyerahkan korban ke rumah sini. Karena di sini tempat korban dibesarkan dan tinggal dari kecil," ucap Siswanto, yang akrab disapa Sis ini.
Di hari itu pula, secarik kertas dari tersangka datang ke rumah Santi.
Dalam surat tersebut, ia menjatuhkan talak 1 alias cerai kepada istrinya itu.
"Santi, kau kuceraikan dengan talak 1. Itulah tulisan kertas itu," tutur Sis.
Namun hari Minggu (1/9/2019), tersangka menjemput istrinya itu untuk pulang.
Ia pun diusir kerabat istri, karena menganggap tersangka sudah keterlaluan.
"Sudah sering kejadian seperti ini. Jadi kami membolehkan pulang, asal ada yang menjamin keselamatan keponakan kami itu. Akhirnya A itulah yang menjamin," ucapnya.
Rupanya, itulah sosok terakhir Sis melihat keponakan tercinta saat hidup.
Hingga akhirnya, ia mendapati Santi tewas di tangan suaminya sendiri.
Saat diwawancarai, Sis tak mau berbicara banyak karena tengah suasana berduka.