POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Kegiatan Jambore PKK Kecamatan Wolomeze di Kabupaten Ngada dimulai Rabu (14/8/2019). Selain kegiatan lomba kuliner untuk mencegah stunting, juga diisi dengan kegiatan sosialisasi tentang `Peran Pengasuhan dan Dampak Kekerasan Terhadap anak.'
Sosialisasi pengasuhan ini menghadirkan dua nara sumber dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Ngada, Maria Dolorosa Nay dan Lidwina Dhiu.
Ketua TP PKK Kabupaten Ngada Ny. Kurniaty Soliwoa yang hadir serangkaian kegiatan Jambore PKK memberi apresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dan langsung mengikutinya hingga selesai.
• Pemda Sikka Danai 2.081 Sambungan Listrik Rumah Tangga
Dia bahkan meminta agar kegiatan seperti ini diintegrasikan dengan desa model PKK yang sudah dibentuk.
Ny. Kurniaty ingin upaya mengatasi masalah kekerasan terhadap anak terus diperhatikan dan menjadi salah satu program di desa model PKK.
Hadir pada kegiatan sosialisasi itu Camat Wolomeze Kasmin Belo dan Ketua TP PKK Wolomeze Ny. Nurhayat S. Belo, para TP PKK desa, para kepala desa, para guru, para kader PKK dan para siswa remaja putri.
• Belum Dijual, 15 Konsumen Mulai Melirik Paradiso Regency di Oesapa Kota Kupang
Sayangnya tidak banyak laki-laki yang ikut kegiatan ini, kecuali para kepala desa. Padahal kegiatan macam ini sangat baik melibatkan para laki-laki sehingga membangun pemahaman yang sama dalam pola pengasuhan anak.
Kegiatan ini, kata Ketua TP PKK Wolomeze, Ny. Nurhayat, untuk memberi gambaran yang jelas kepada orang tua dalam mengasuh anak di rumah sehingga dapat mencegah kekerasan terhadap anak yang belakangan terus meningkat.
Karena itu kegiatan semacam ini sangat strategis agar orang tua tau bagaimana pengasuhan anak yang tepat.
Pola Pengasuhan
Lidwina Dhiu atau yang akrap disapa Winda dari P2TP2A mewarnai sosialisasi tentang pengasuhan anak dengan contoh-contoh praktis.
Dia juga memperlihatkan bagaimana contoh ril pengasuhan anak yang salah.
Salah satu contoh, kata Winda, orang tua menjadikan Hand Phone (HP) sebagai 'obat penenang' bagi anak. Dengan begitu orang tua bisa bebas ngerumpi atau kesenangannya sendiri.
Mereka lupa bahwa HP yang diberikan kepada anak membuat anak tenang dan asyik bahkan hingga menikmati tayangan yang syur di layar HP.
Winda menunjukkan hal itu sebagai awal mala petaka yang disebabkan salah pengasuhan, dan masih banyak lagi.