Istri dan Anak Syok Dengar Korban Yulius Meninggal Seusai Lompat dari Atas KMP Inerie II

Penulis: Robert Ropo
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak kandung korban sedang menangis

Pihak Istri dan Anak Syok Dengar Korban Yulius Meninggal Seusai Lompat dari Atas KMP Inerie II

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Adik ipar korban Aprianto Hangga (39) mengenang kata-kata terakhir saat korban Yulius Hanawil Rambang saat menelepon dirinya ketika hendak berangkat menggunakan KMP INERIE II dari Kupang tujuan Aimere-Waingapu, Senin (17/6/2019) siang sekitar pukul 11.00 Wita.

Korban Yulius Hanawil Rambang warga Desa Praipaha, Kecamatan Ngaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur itu, meninggal usai nekat melompat ke laut dari atas KMP INERIE II yang berlayar dari Pelabuhan Bolok Kupang tujuan Aimere dan Waingapu, tepatnya di perairan Laut Sawu, Senin (17/6/2019) sore.

Pasca Dicaci Maki, Ketua Pojka VII UKPBJ Sikka Minta Dimutasi

Aprianto Hangga (39) kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (18/6/2019) mengatakan, Senin (17/6/2019) kemarin siang saat hendak naik kapal, korban sempat meneleponnya dan berulang kali pesan kepadanya untuk menyuruhnya jemput.

"Kenangan terakhir saya sekitar jam 10 atau 11 kemarin dia (korban) telepon bahwa dia mau naik kapal, pesan dia itu ulang-ulang 'bapa nona tolong jemput saya'. Saya sempat bertanya kenapa kamu sampe omong seperti itu, pokoknya dia pesan itu ulang-ulang saya bilang ya pasti kita jemput, dia pesan lagi 'ya ingat e jemput saya',"urai Aprianto mengutip perkataan korban.

Ace Hasan Nilai Permintaan Tim Hukum Prabowo agar Saksi Dapat Perlindungan LPSK Berlebihan

Kemudian pada siang hari, korban kembali menelpon Aprianto kembali untuk menjemputnya, hingga Aprianto heran dan dan sampai tertawa karena pesan korban berulang-ulang kali.

"Kemudian pada siang hari ia pesan lagi 'ingat e jemput saya, sampe saya tertawa lalu saya omong 'memangnya kau mau saya jemput pakai oto. Dia bilang 'e tida, ingat e tolong jemput saya',"kata Aprianto mengutip percakapan keduanya di sambuangan telepon itu.

Bukan hanya itu saja, pada saat sore hari mungkin hampir mau kejadian korban melompat ke laut, Korban juga sempat kembali menelpon Aprianto, namun pembicaraan korban saat itu hanya dengan tertawa-tertawa saja.

"Kemudian hampir mau kejadian tersebut dia (korban) sempat telopon saya lagi tapi omongnya dengan ketawa-ketawa. Jadi saya hampir tidak percaya kalau korban meninggal karena kecalakaan itu, Karena dia baru selesai komunikasi dengan saya, tapi telepon terakhir itu dia hanya omong dengan ketawa-ketawa saja,"tutur Aprianto.

Aprianto juga memiliki kenangan lain dengan korban saat korban bersama kedua anaknya hendak berangkat ke Kupang saat itu anak sulung korban yang hendak kuliah itu ulang tahun dan acaranya di rumah milik Aprianto di Waingapu.

Aprianto juga mengatakan, Korban ke Kupang dalam rangka antar anaknya yang sulung kuliah.

"Jadi berangkatnya mereka bertiga korban pulang bawa anaknya yang ke dua berusia sekitar 10 tahun saja,"kata Aprianto.

Aprianto juga mengaku tidak ada tanda-tanda sama sekali pada keluarga dan korban bahwa maut hendak menjemput korban.

"Tidak ada tanda-tanda, justru kami keluarga tidak sama sekali curiga kalau kejadian seperti itu. Kami juga cukup terkejut lihat di media bahwa dia meninggal karena kecelakaan seperti itu,"ungkap Aprianto.

Aprianto juga mengatakan, selama hidup, korban tidak pernah bermusuhan dengan orang. Sebelum pergi mengantar anaknya ke Kupang untuk kuliah saja korban tidak pernah bertengkar dengan istrinya atau pun sebaliknya dari istri, begitu juga dengan keluarga.

Halaman
12

Berita Terkini