Ketua DPD Golkar NTT : Dipimpin Airlangga Golkar Mulai Kondusif
POS-KUPANG.COM|KUPANG --Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar NTT menilai partai belambang pohon beringin mulai kondusif disaat kepemimpinan Airlangga Hartarto (AH).
DPD Golkar NTT memandang tak perlu percepatan munas tapi tetap mengacu pada periodesasi,mekanisme plus jadwal normal.
Sikap ini disampaikan Ketua DPD Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dalam siaran pers kepada Pos Kupang.Com, Senin (27/5/2019).
Melki menanggapi wacana percepatan munas Golkar serta respon berbagai pihak terkait.
• Pemerintah Wajib Wujudkan Pemenuhan Hak Partisipasi Anak
• Pengamat: Prabowo-Sandi Bisa jadi Bulan-bulanan di MK Jika Bukti Cuma Link Berita
• 18 TKI Dicekal, Dua TKW Mengaku Direkrut Ibu-ibu dari Kuanino
Menurut Melki, DPD Golkar NTT telah melaksanakan pleno, 11 Mei 2019 membahas hasil Partai Golkar dalam pemilu baik pileg maupun pilpres 2019 yang melibatkan semua pengurus dan Wantim serta melaksanakan rapat koordinasi DPD PG NTT tanggal 23 -24 Mei membahas hal yang sama di Kupang melibatkan semua pengurus DPD II se -NTT, para caleg DPR RI, caleg DPRD Provinsi dan para caleg terpilih DPRD kabupaten/ kota se- NTT.
Lanjut Melki, DPP Partai Golkar (PG) telah melaksanakan silaturahmi dan konsultasi dengan Ketua dan Sekretaris DPD PG Provinsi se - Indonesia di Jakarta tanggal 19 Mei membahas hasil pileg dan pilpres 2019 di seluruh Indonesia, dilanjutkan buka puasa bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
Lanjut Melki, kesimpulan dalam dua pertemuan di DPD PG NTT dan juga di DPP Partai Golkar relatif sama, baik dalam aspek catatan hasil pileg 2019 dan rekomendasi untuk pilkada serentak 2020 dan pilpres 2024 mendatang.
Catatan terkait hasil Partai Golkar dalam pileg dan pilpres 2019, demikian Melki, antara lain dampak konflik intern Partai Golkar sejak era Aburizal Bakrie berlanjut ke dua kepengurusan dengan Agung Laksono berlanjut ke Setya Novanto lalu ke PLT Ketum, Idrus Marham dan sekarang Airlangga Hartarto membuat konsolidasi internal tidak berjalan maksimal.
Berikut energi dan waktu selama periode 2014 sampai 2019 habis hanya untuk selesaikan konflik, kecuali periode terakhir dipimpin Airlangga Hartarto (AH) suasana mulai lebih kondusif, kasus korupsi yang menimpa pimpinan partai baik di pusat dan daerah membuat citra Partai Golkar dan daya juang kader menurun.
Caleg partai Golkar yang lolos ke Senayan ini mengatakan, catatan positif terkait pileg dan pilpres 2019, pertama kalinya Partai Golkar menang dalam pilpres sejak era reformasi.
Semua potensi Golkar solid bergerak di lapangan, baik pengurus dan para caleg serta para senior Pak Akbar Tanjung, Pak Aburizal Bakrie dan Pak Agung Laksono.
• Polri Periksa Kivlan Zen Sebagai Tersangka Berita Bohong dan Makar Rabu Besok
• Penikaman Massal Terjadi di Jepang, 2 Orang Diduga Tewas, 17 Orang Cedera
Suasana dan kerja Golkar kali ini lebih semangat untuk membuktikan Partai Golkar masih merupakan partai besar di Indonesia juga di daerah.
Semua pihak menyadari keberhasilan Partai Golkar ditentukan oleh soliditas internal dan dalam masa kepemimpinan AH bisa merangkul dan menggerakkan berbagai pihak untuk kepentingan Golkar dan Indonesia.
Pertemuan dua kali di DPD PG NTT dan DPP Partai Golkar memberi rekomendasi bagi pengurus DPP PG untuk menata kembali organisasi dan kaderisasi yagg sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan rakyat.