Mapolres Lampung Selatan ludes terbakar Kamis, 2 Mei 2019 siang.
Berdasar informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, api pertama kali terlihat sekitar pukul 11.15 WIB.
Kuatnya angin membuat api dengan cepat membesar dan merembet ke hampir seluruh bangunan di kompleks Mapolres Lampung Selatan.
Sejumlah mobil damkar Pemkab Lampung Selatan dikerahkan guna memadamkan api.
Sampai siang ini, api masih melalap mapolres yang berada di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kalianda tersebut.
Upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh petugas damkar dan anggota Polres Lampung Selatan.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id (grup POS-KUPANG.COM), hampir seluruh bangunan utama Mapolres Lampung Selatan ludes terbakar.
Begitu pula ruang Kapolres dan Wakapolres, ruang reskrim, ruang intelkam, dan satnarkoba.
Terbakarnya Mapolres Lampung Selatan ini menjadi perhatian warga.
Mereka menyaksikan dari dekat lokasi kebakaran.
Kebakaran yang terjadi di Mapolres Lampung Selatan siang ini menghabiskan sebagian besar ruangan.
Tidak hanya menghabiskan ruangan, api juga melalap sejumlah dokumen.
Dugaan awal, api berasal dari bagian belakang mapolres yang terdapat ruang penyimpanan senjata.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak Polres Lampung Selatan.
Kapolres Lampung Selatan AKBP M Syarhan tampak sibuk ikut terjun langsung dalam upaya pemadaman api.
Siang ini api sudah bisa dijinakkan.
Tetapi upaya pemadaman api masih terus dilakukan dengan mengerahkan sejumlah mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Lampung Selatan dan mobil water canon.
• Reaksi Lisa & Jennie Saat Bertemu Ibu BLINK ini Curi Perhatian: Ucapkan Terimakasih Kepada BLACKPINK
• Hari Kedua, Kantor Lurah Alak Masih Disegel Keluarga Besar Tosi, Ini Komentar Lurah Alak
• PAN Manggarai Timur Raih Lima Kursi, Agas Andreas Sampaikan Terima Kasih
3 Mobil Ikut Terbakar
Karo SaprasPolda Lampung Kombes Edi Yudianto meninjau kebakaran di Mapolres Lampung Selatan, Kamis, 2 Mei 2019.
Edi Yudianto langsung meninjau beberapa bagian Mapolres Lampung Selatan yang ludes terbakar.
Selain melihat bagian depan mapolres, ia juga memeriksa bagian belakang yang masih terlihat kepulan asap dengan didampingi Kapolres Lampung Selatan AKBP M Syarhan.
Upaya pemadaman api masih terus dilakukan.
Hampir seluruh gedung Mapolres Lampung Selatab habis dilalap si jago merah.
Sampai siang ini, meski api sudah bisa dijinakkan, upaya pemadaman di sejumlah ruangan masih dilakukan.
Tidak ada korban dalam peristiwa ini.
Seluruh tahanan juga telah diungsikan ke tempat aman.
Akibat kejadian ini, sejumlah dokumen ikut ludes terbakar.
Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi dari Polres Lampung Selatan terkait peristiwa ini.
Dalam peristiwa itu, sedikitnya tiga mobil ikut terbakar.
Satu di antaranya mobil pelayanan lantas keliling.
Seluruh pelayanan di Mapolres Lampung Selatan ikut terhenti.
Mengenal Yusuf Mansur
Yusuf Mansur atau Jam'an Nurkhatib Mansur lahir di Jakarta, 19 Desember 1976; umur 42 tahun.
Ia adalah seorang tokoh pendakwah, penulis buku dan pengusaha dari Betawi, sekaligus pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran Ketapang, Cipondoh, Cikarang Tangerang dan pengajian Wisata Hati
Terlahir dengan nama Jam'an Nurkhatib Mansur.
Ia lahir dari keluarga Betawi berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah.
Ia anak yang sangat dimanja orangtuanya.
Sejak kecil, ia anak yang cerdas dan itu tampak dari kemampuannya menangkap pelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima, Tambora Jakarta Barat.
Didirikan oleh kakek buyutnya, K.H. Muhammad Mansur, yang dikenal dengan panggilan Guru Mansur.
Belakangan madrasah tersebut dikelola kakak orangtuanya, K.H. Ahmadi Muhammad. Yusuf Mansur memanggilnya Ayah Mamat.
Sejak usia 9 tahun, kelas 4 MI (Madrasah Ibtidaiyah), ia sering tampil di atas mimbar untuk berpidato pada acara Ihtifal Madrasah yang diselenggarakan setiap tahun menjelang Ramadan.
Saat tamat MI, ia kemudian melanjutkan ke MTs (Madrasah Tsanawiyah) Chairiyah Mansuriyah yaitu lembaga pendidikan yang dikelola keluarganya, KH. Achmadi Muhammad.
Saat itu, Yusuf Mansur adalah siswa paling muda dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
Ia pun lulus dari MTs. Chairiyah Mansuriyah tahun pada tahun 1988/1989 sebagai siswa terbaik di usia 14 tahun.
Lulus dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol sebagai lulusan terbaik.
Lulusan Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal ini tertuang dalam pengantar bukunya "Lukmanul Hakim Mencari Tuhan yang Hilang" yang diungkap oleh Prof. Dr. H. Amin Suma, MA., M.H. Namun, berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor.
Kendati sudah menjadi tokoh Nasional yang cukup dikenal masyarakat Indonesia, Yusuf Mansur tetap tawadhu dan ta'zhim terhadap guru-gurunya.
• Ini Alasan KPU Tolak Permintaan BPN Prabowo-Sandiaga Uno Hentikan Situng
• Syahrini Ungkap Kebahagiaannya Sahur dan Buka Puasa Dengan Suami, Huuuuhhh Gimana Ya Ya Allah
• Polres Sikka Syukuran Pengamanan dengan Duduk Lesehan di Lapangan, Nasi Dialas Daun Pisang
Baik guru-guru Ibtidaiyah maupun Tsanawiyah.
Hal ini terlihat dari caranya yang selalu mencium tangan mereka saat bertemu.
Acap kali ia menyempatkan diri mampir ke Madrasah tempat ia dibesarkan oleh guru-gurunya.
Di antara guru yang masih mengajar sampai saat ini antara lain:
Hasan Luthfy Attamimy, M.A., (sekarang Kepala MTs. Chairiyah Mansuriyah),
H.M. Naksabandi, S.Ag.,
Drs. Pramonohadi, Subagyo, S.Pd.,
Drs. H.M. Basuni, Abdun Najih, S.Pd.,
Halimatus Sa'diah, S,Pd.,
Drs. Syamsudin, M.Pd.,dan sebagiannya sudah wafat.
Pada tahun 1996, Ia terjun di bisnis informatika, sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit
hutang dan membuatnya masuk rumah tahanan selama 2 bulan, dan hal serupa kembali terulang
pada tahun 1998.
Saat di penjara itulah, ia menemukan hikmah tentang sedekah.
Selepas dari penjara, ia mencoba memulai usaha dari nol lagi dengan berjualan es di terminal
Kali Deres.
Berkat kesabaran dan keikhlasan sedekah pula akhirnya bisnisnya mulai berkembang dari semula
berjualan dengan termos, lalu gerobak sampai kemudian memiliki pegawai.
Hidup Yusuf Mansyur mulai berubah saat ia berkenalan dengan seorang polisi yang
memperkenalkannya dengan LSM.
Selama bekerja di LSM itulah, ia membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang.
Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua.
Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.
Yusuf Mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut.
Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya.
Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi
contoh-contoh kisah kehidupan nyata.
• PBB Dipastikan Raih Dua Kursi di DPRD Kabupaten Kupang
• Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara di Kecamatan Kota Kefamenanu Berakhir Hari Ini
• Pemilu 2019, Pleno Penghitungan Suara Selesai, Ini Penjelasan Ketua Bawaslu Manggarai Timur
Gaya bicaranya yang simpel dan apa adanya saat berdakwah membuat isi ceramah mudah dicerna dan digemari masyarakat.
Ia sekarang tengah menggeluti bisnis network yaitu VSI (Veretra Sentosa Internasional).
Yusuf Mansur juga menggagas berdirinya Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA) yang
mencetak penghafal Qur'an melalui pendidikan gratis bagi para dhuafa yang ada di Pondok
Pesantren Daarul Qur'an Bulak Santri.
Alamatnya di Jl Ketapang Poncol, Ketapang, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.
Dana dari program ini diambil dari sedekah jamaah Wisata Hati. (*)
Follow Instagram POS-KUPANG.COM ya>>
Jangan lupa subscribe Youtube POS-KUPANG.COM ya>>