Pembukaan Seleksi STQ, Wagub NTT Josef Nae Soi : Hindari Kekerasan Atas Nama Agama

Penulis: Oby Lewanmeru
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wagub NTT, Josef Nae Soi (kanan) memukul gong tanda dibukanya seleksi STQ ke-25 tingkat Provinsi NTT di Mesjid Raya Nurussa’adah Fontein, Kota Kupang, Jumat (26/4/2019) malam.

Pembukaan Seleksi STQ - Josef Nae Soi : Hindari Kekerasan Atas Nama Agama

POS-KUPANG.COM|KUPANG- - " Saya mengajak kita semua di bumi Flobamora tercinta ini, agar melawan segala bentuk kekerasan atas nama apapun, apalagi kekerasan atas nama agama. Tunjukan kepada Indonesia dan dunia bahwa dari Nusa Tenggara Timur, kita merajut kebhinekaan tanpa mempertentangkan agama dan ras," .

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef A. Nae Soi, ketika membuka kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) ke-25 Tingkat Provinsi NTT di halaman Mesjid Raya Nurussa’adah Fontein, Kota Kupang, Jumat (26/4/2019) malam.

Dalam siaran pers yang diterima POS-KUPANG.COM dari Biro Humas dan Protokol Sekda NTT, menyebutkam, saat memberi sambutab, Wagub Josef mengajak masyarakat NTT untuk menghindari segala bentuk kekerasan atas nama apapun apalagi atas nama agama.

“Saya mengajak kita semua, sama-sama sepaham untuk mengamini bahwa keesan Tuhan adalah wajib hukumnya. Saya juga ajak kita semua untuk melawan segala bentuk kekerasan atas nama apapun, apalagi kekerasan atas nama agama,” kata Josef.

Menurut Josef, dalam keragaman, masyarakat NTT harus bisa menyadari dirinya sebagai bagian yang utuh, tak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

"Kita mesti tetap mengedepankan kelestarian alam sebagai isi kandung Al Qur'an. Kalau Tuhan mau kita semua Islam, Dia cukup mengatakan _Kun Fayakun_, Islamlah kalian. Begitu juga kalau Tuhan ingin semua Kristen, tinggal bilang Kun Fayakun, jadilah semua Kristen. Juga kalau dia mau semua keriting dan hitam, pasti jadi. Tapi Tuhan mengatakan, kamu berbeda-beda tetapi satu adanya," katanya.

Pleno Kabupaten di Selenggarakan di Atas Tanggal 3 Mei

Bawaslu Mabar Turun Langsung Awasi Pemungutan Suara Ulang di 2 TPS Hari Ini

Hari Ini 60 TPS di NTT Lakukan Pemilu, TPS Terbanyak di Kabupaten TTS

Muzdalifah Nur Ahmad Menikah untuk Keempat Kalinya, Ternyata Masih Alami Perasaan Ini

Merinding, Begini Urutan Eksekusi Mati di Nusa Kambangan, Bagaimana Nasib Steve Emmanuel?

Dia mengatakan, tidak berlebihan, jika dikatakan, Bapa Bangsa kita Nabi Ibrahim atau Abraham memiliki dua putera. Seorang bernama Ismail dan seorang Isyak. Dari keturunan Ismail lahirlah saudara saya Jamal, Nasir, Ansor dan Makarim. Dari Isyak, lahirlah Josef atau Jusuf, lahirlah Viktor, Maria Magdalena, Yunus dan lain sebagainya.

"Jadi kita tidak boleh mempertentangkan agama, suku dan ras karena kita lahir dari satu Bapa yakni Nabi Ibrahim atau Abraham. Mari kita tunjukan, bahwa dari NTT, kita merajut kebhinekaan,” katanya.

Lebih lanjut Josef ,mengatakan, acara STQ perlu dimanfaatkan sebagai moment untuk merajut persaudaraan, kebersamaan dan silahturami.

Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pendalaman terhadap ayat-ayat suci Al Qur'an agar dapat diamalkan dalam kehidupan masyarakat.

"Tidak boleh hanya sebagai rutinitas semata. Bukan sekadar konteks tahunan untuk sekdar uji kemampuan baca Al Quran, cari pemenang lalu rayakan dengan gembira. Saya ingat buku tokoh Muslim yakni Idham Chalid yang bedakan dua toleransi. Yaitu toleransi dogmatis, meyakini kebenaran agama yang kita anut, tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun," katanya.

Josef menambahkan, tetapi begitu berhadapan dengan saudara kita yang beragama lain lahir toleransi civilius yang merupakan penterjemahan istilah di muslim, _Lakhum Lakum Dinukum Waliyadiin_, agamamu untukmu, agamaku untukku. Dalam Kristen dikenal prinsip cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatif Qur’an (LPTQ) Provinsi NTT, Jamaludin Ahmad mengatakan pelaksanaan STQ ke-25, dilaksanakan dalam suasana beberapa peristiwa penting yakni Isra Miraj 1440 Hijriah, perayaan Paskah umaat Kristiani serta perhelatan akbar Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif.

Peristiwa keagaamaan dan kebangsaan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk memperkuat pijakan moral bangsa dalam merajut persaudaraan dan toleransi serta memperkokoh pemahaman terhadap keragaman sebagai suatu keniscayaan.

Dua Jendral Terbaik Asal NTT Pimpin Polda di Papua, Seperti Apa Sepak Terjangnya?

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Mahfud MD! Banjir Doa Belasungkawa

“Selamat merayakan pesta Isra Miraj bagi umat muslim. Selamat merayakan pesta paskah bagi seluruh umat Kristiani di seluruh NTT. Juga kita berharap pesta demokrasi dapat melahirkan pemimpin yang jujur dan adil yang bisa bawa masyarakat menuju sejahtera,” kata Jamal.

Ketua PWNU NTT ini mengatakan, selain sebagai ajang seleksi qoriah dan qori terbaik, tetapi terutama sebagai wahana untuk merajut tiga persaudaraan yakni merajut _Ukhuwah islamiyah_ (persaudaraan sesama muslim), _Ukhuwah Wathoniyah_ (persaudaraan sesama anak bangsa) dan _Ukhuwa Basyariyah_ (persaudaraaan sesama manusia sebagai ciptaan Allah).

Hal ini sangat kontekstual ketika kita mengalami krisis antara lain krisis persaudaraan karena perbedaan pandangan dan pilihan. Krisis nasionalisme karena kurang rasa memiliki terhadap NKRI yang berideologi Pancasila.

Krisis kemanusiaan karena anggap kita lebih tahu dan benar dari orang lain, semua yang di luar adalah salah.

“Krisis-krisis ini juga sangat merugikan kaum muda yang lebih dikenal kaum milenial. Perlu upaya untuk pahami nilai-nilai Al"quran karena padanya terdapat ajaran luhur yang hargai toleransi, perbedaan dan moderasi antara sesama manusia. Juga sebagai filter untuk menangkal berita-berita hoaks, yang tidak jelas serta tolak klaim kemutlakan Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.

STQ Tingkat Provinsi NTT Tahun 2019 mengambil tema STQ Ke-25 Merajut Ukhuwah Islamiyah , Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwa Basyariyah Untuk Mendorong Spirit NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera dalam Bingkai NKRI.

Jenis perlombaan ada dua yakni pertama, Tilawah yang mencakup golongan dewasa putra (Qori) dan putri (Qoriah) serta anak-anak putra dan putri. Kedua Hifzhil Qur’an untuk putra (hafiz) dan putri (hafizah) yang mencakup satu juz dengan tilawah untuk, lima juz dengan tilawah dan sepuluh juz dengan Tilawah.

Total peserta adalah 102 orang dari 22 Kabupaten/Kota se-NTT. Rinciannya Tilawah Dewasa terdiri dari Qori sebanyak 18 orang, Qoriah 16 orang. Tilawah Anak-anak, Qori sebanyak 15 orang serta Qoriah 15 orang. Hifzhil Quran satu juz, hafiz sebanyak 11 orang, 14 orang hafizah . Untuk lima juz, hafiz sejumlah 6 orang dan hafizah 4 orang. Terakhir untuk sepuluh juz, hafiz 2 orang dan hafizah 1 orang.

Kegiatan STQ berlangsung dari tanggal 26 sampai dengan 30 April. Para Qori dan Qoriah serta hafiz dan hafizah terbaik akan dikirimkan untuk mengikuti MTQ Tingkat Nasional yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2019 di Pontianak Kalimantan Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Nae Soi memukul bedug dan menekan sirene untuk membuka secara resmi lomba STQ Tingkat Provinsi NTT Tahun 2019.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Unsur Forkopimda NTT, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Muhammad Anshor, Kepala Kantor Kementerian Agama NTT, Ketua MUI NTT, Ketua Muhammadiyah NTT, ulama, tokoh agama, para pesesrta, para hakim, panitia penyelenggara, ibu-ibu majelis taklim Kota Kupang, insan pers dan undagan lainnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Berita Terkini