"Kami sebagai akademisi imbau masyarakat untuk menyadari lingkungan. Akan tetapi masyarakat sekitar harus memberikan komplain juga," paparnya.
Di lain sisi, masalah limbah RPH, jelas Intje, tidak menjadi perhatian serius karena belum ada laporan bahkan data masyarakat yang menjadi korban.
"Jangan membiarkan masalah itu. Tradisi membiarkan masalah ini karena belum ada masyarakat yang komplain dan jatuh korban dan kalaupun ada belum terdata di dalam data kesehatan," katanya
"Jadi memang belum menjadi target utama. sumber kelalaian masyarakat atau kebiasaan masyarakat menjadi satu ancaman yang dirasakan masyarakat," tambahnya.
Untuk penanganan limbah RPH dibutuhkan kerja sama setiap stakeholder maupun pihak lain seperti LSM yang intens berbicara terkait kesehatan lingkungan.
"Hal lainnya kami bisa turun kasih sosialisasi kesadaran menjaga lingkungan sekaligus memberikan pelatihan atau demo melakukan daur ulang limbah tanpa harus membuang ke pantai," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)