Selain itu, tercatat 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Secara keseluruhan tsunami menerjang pesisir utara Kabupaten Ngada, Ende, Sikka, dan Flores Timur.
Diperkirakan 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat ibadah hancur karenanya.
Sarang Gempa
Bagi para geolog, Indonesia bagian timur adalah "sarang gempa bumi".
Kawasan ini, terutama Nusa Tenggara, secara geologi masuk dalam zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Pergeseran lempeng Indo-Autralia mengarah ke utara, bertumbukan dengan lempeng Eurasia yang mengarah ke selatan.
Tumbukan ini membuat lempeng Indo-Australia menghunjam ke bawah kerak bumi di dasar Laut Sawu.
• Dubes RI untuk Ekuador Kunjung Kampung Wisata di Liang Ndara, Manggarai Barat
• Bencana di NTT Masih Dominan Akibat Angin Kencangdan Banjir
Sementara itu di dasar Laut Flores sendiri terdapat sesar yang hampir sejajar dengan garis pantai Pulau Flores.
Karenanya, tak mengherankan jika aktivitas tektonik di Nusa Tenggara begitu tinggi.
Selama abad ke-20 setidaknya terjadi 14 gempa besar, dengan tiga di antaranya memicu tsunami.
Pada Oktober 1977 gempa dengan magnitudo 5,9 yang lalu diikuti tsunami menerjang Sumbawa.
Sedekade kemudian, November 1987, giliran Pulau Flores bagian timur yang diporakporandakan gempa dan tsunami.
Gempa besar terakhir dan paling mematikan di abad ke-20 itu tentu saja adalah gempa di Laut Flores pada 1992.
Muasal gempa di Laut Flores itu adalah Flores Back Arc Thrust atau jamak dikenal sebagai Sesar Naik Flores-sesar yang juga menjadi penyebab rentetan gempa besar di Lombok pada Agustus 2018.
Sesar Naik Flores
Jika zona tumbukan lempeng Indo-Australia ada di selatan Nusa Tenggara, Sesar Naik Flores ini berada di sebelah utara.
Tepatnya di Laut Flores. Sesar ini membujur dari utara Laut Flores hingga berakhir di timur laut Pulau Bali.
"Sesar Flores itu ada di belakang atau bujur busur belakang (Back Arc). Kenapa kami sebut di belakang? Karena bagian depannya ada di selatan, yakni di zona subduksi. Kenapa disebut thrust? Karena mekanisme sesarnya naik," ujar Irwan Meilano, pengajar di program studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, kepada Tirto.
Gempa yang terjadi di kawasan Nusa Tengara umumnya disebabkan Sesar Naik Flores ini.
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) pada 2017 menyatakan Sesar Flores terdiri dari beberapa segmen.
Di antaranya segmen Bali sepanjang 84 kilometer, segmen Lombok-Sumbawa sepanjang 310 km, segmen Nusa Tenggara Timur sepanjang 236 kilometer, dan segmen Wetar sepanjang 216 kilometer.
Perkiraan magnitudo gempa terbesar yang bisa dicapai ada di segmen Lombok-Sumbawa.
Di segmen ini, magnitudo gempa bisa mencapai skala 8. Perkiraan magnitudo maksimal di segmen lain rata-rata ada di skala 7,5.
Dengan potensi daya sebesar itu, tak mengherankan jika Nusa Tenggara disebut "sarang gempa" yang mematikan.
Gempa-tsunami Flores 1992 dan gempa Lombok beberapa bulan lalu kiranya cukup sebagai tengara untuk selalu waspada.
Langkah mitigasi dan penanggulangan bencana geologi mesti dipersiapkan serius untuk mencegah petaka serupa terulang. (*)