Berita Kota Kupang Terkini

Dicky Senda Dari Urus Kampung Sampai ke Inggris, Apa Yang Sudah Dilakukannya?

Penulis: Hermina Pello
Editor: Hermina Pello
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Hermina Pello

POS-KUPANG.COM | KUPANG-ANAK muda yang satu ini sungguh luar biasa. Ia mengambil keputusan yang jarang diambil orang lain.

Betapa tidak, sebelumnya dia sudah cukup mapan. Punya pekerjaan tetap sebagai seorang guru, memiliki pergaulan sosial di Kota Kupang.

Tidak itu saja, di luar pekerjaannya, sudah memiliki jaringan pertemanan yang luas.

Apalagi dia seorang penulis yang sudah punya nama.

Namun apa yang sudah diraihnya, tidak membuat Dicky Senda merasa berada pada zona nyaman.

Panggilan hatinya mengatakan, bahwa dia harus berbuat lebih dari apa yang sudah diperolehnya.

Anak dari pasangan Ignasius Senda dan Ferderika Kamlasi akhirnya memutuskan pulang ke kampung halamannya di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten TTS.

DICKY SENDA (ISTIMEWA/DOK PRIBADI)

Lalu apa saja yang sudah dibuat alumni Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ini?

Dicky menceritakan, awalnya tinggal di Kupang, seperti orang-orang kota, bergaul dan lainnya di Kota Kupang dan tidak ada keinginan sama sekali untuk pulang kampung.

"Menurut saya, itu proses tidak terlambat karena memang saya harus melewati hal itu, membangun diri sendiri, berkenalan dengan banyak orang, dapat berbagai kesempatan dalam bidang seni, ketemu banyak aktivis, inovator sosial," ucapnya

Awalnya, lelaki kelahiran Kapan, 22 Desember 1986 ini pulang ke kampung terkait rencananya menulis novel yang mengambil setting di kampungnya.

Setelah cukup lama berada di luar, maka dia melihat kampungnya dengan kacamata yang berbeda.

"Ternyata pulang kampung itu, setelah lama di kota dan berjejaring telah mengubah cara pandang saya terhadap kampung saya. Kampung yang selama ini dianggap biasa, adalah kampung yang luar biasa. Kampung saya kok keren. Ada potensi yang besar, ada banyak hal yang tidak digarap. Tapi saya sadar selain potensi, ada juga banyak masalah," katanya.

DICKY Senda saat panen lakoat untuk diproses jadi wine dan selai (ISTIMEWA/DOK PRIBADI)

Dengan cara pandang yang berbeda itu, Dicky lalu memutuskan untuk kembali ke kampung, setelah enam tahun menjadi guru.

Halaman
1234

Berita Terkini