POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta semua pemerintah daerah mengeluarkan anggaran untuk membantu korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Instruksi itu disampaikan melalui radiogram kepada seluruh kepala daerah.
"Radiogram itu bisa menjadi payung hukum untuk mengeluarkan anggaran bencana. Sisihkan anggaran untuk membantu korban bencana," ujar Tjahjo di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Senin (1/10/2018).
Menurut Tjahjo, setelah instruksi tersebut dikeluarkan, sejumlah daerah langsung memberikan bantuan. Beberapa di antaranya, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Kemudian, Jawa Timur dan beberapa daerah lain yang menyusul.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Baca: 10 Negara Dunia Tawarkan Bantuan untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu, Apa Saja?
Hingga Senin pukul 13.00, tercatat 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit. Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu.
Balaroa Paling Parah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu menyebutkan bahwa kerusakan paling dahsyat pasca-gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (29/9/2018), terjadi di Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo.
Baca: Kalah 2-3 dengan Australia, Timnas U-16 Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2019
Menurut BPBD, hampir seluruh rumah dan fasilitas publik di titik itu tertimbun tanah bak ditelan bumi. Ribuan orang diperkirakan masih tertimbun tanah bersama bangunan di dua lokasi.
"Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata Kepala BPBD Kota Palu Fresly Tampubolon di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).
Lurah Balaroa, Rahmatsyah, mengatakan, kawasan permukiman ini merupakan salah satu permukiman yang paling parah terdampak gempa.
Baca: Pemeriksaan Laboratorium, Oknum Dosen di Maumere Ini Positif Konsumsi Ganja
Dia menjelaskan, ada sekitar 900 kepala keluarga yang tinggal di kawasan ini. Hampir seluruh rumah di perumahan ini hancur dan amblas hingga 20 meter.
Tercatat, lanjut Rahmat, ada sekitar 90 warga yang diketahui tertimbun reruntuhan rumah.
Semburan air hingga masjid bergeser
Sementara itu, menurut sejumlah saksi, beberapa detik setelah gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu, terlihat semburan air yang cukup tinggi di kelurahan itu lalu tiba-tiba permukaan tanah menurun sehingga ikut menarik seluruh benda di atasnya.
Bahkan, beberapa bangunan seperti masjid bergeser jauh sekitar 50 meter dari posisi semula.