Berita Kupang

VIDEO: Julie Laiskodat Harapkan Moke, Sopi dan Laru Bisa Bersaing dengan Sake

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setiap kali air diambil, bunga diiris kira-kira 0,5 cm dan air yang keluar ditampung dengan bambu.

Penampungan atau penderasan air mike dapat dilakukan dengan mengiris ujung tandan bunga.

Sebelumnya bambu diisi dengan kapur sirih atau daun-daun khusus untuk mencegah air agar tidak menjadi asam.

Baca: Mau Jadi Pacarnya Syahrini, Kamu Mesti Penuhi 5 Syarat Ini, Apa Saja Ya?

Baca: Ayah Bripda Puput Ungkap Status Hubungan Anaknya Dengan Ahok Dan Seorang Rekan Polisi

Penampungan air dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yakni pagi dan sore hari. Dua kali sehari mesti memanjat pohon enau dengan tinggi sekitar 19 meter. Umur pohon kira-kira 15 tahun.

Setiap pohon mikedapat menghasilkan 8-10 liter.

Air mike yang telah dikumpulkan selama kurang lebih satu hari, kemudian diberi bawang merah yang diiris, daun kemangi, dan daun.

Sesudah itu, moke sudah siap suguh menjadi minuman.

Minuman ini memiliki aroma yang khas, dan rasa asam sedikit bercampur agak pahit saat diminum.

Jika pohon tidak menghasilkan banyak buah, ada cara tradisi nenek moyang yang dapat memberikan hasil yang banyak.

Persoalan ini diatasi dengan penyadap tidak hanya dengan keahlian teknis namun juga dengan cara upacara pemberian sesaji, seperti sembelih ayam.

Sebab, penyadap menyakini bahwa pohon enau memiliki ‘roh’. Setiap peyadap mesti mengetahui akan sisi ‘gaib’ dari pohon ini.

Baca: Tetangga Ungkap Sikap Calon Istri BTP Bripda Puput Nastiti Devi

Baca: RM BTS, Member Paling Cerdas, Paling Sabar dan Punya Kelebihan Lain, Apa Saja?

Oleh karena itu, pengiris memberikan sesajian.

Biasanya, menyuguhkan bahan saji sebelum pekerjaan iris bunga aren.

Doa-doa mantra mengiringi sesaji itu.

Nenek moyang telah berpesan bahwa pohon enau sebagai bagian dari kehidupan. Pohon ini memberikan berkah untuk saat ini dan masa depan. (*)

Berita Terkini