Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius
POS-KUPANG,COM |ENDE - Apa sebenarnya tujuan mengenakan pakaian adat saat menerima hasil kelulusan di SMAK Syuradikara Ende?
Berbeda dengan para siswa kebanyakan yang merayakan kelulusan dengan aksi coret-coretan di baju seragam sekolah aksi simpatik justru ditunjukan oleh para siswa dan siswi SMK dan SMAK Syuradikara Ende yang justru merayakan kelulusan dengan menggunakan pakain adat dari berbagai etnis yang ada di Provinsi NTT, Kamis (3/5/2018).
Baca: Fredrich Yunadi Merasa Jaksa KPK Menuduhnya Mencuri Rekam Medis Setnov
Baca: Ngajak Pasangan Travelling? Ikuti TIps Ini Agar Hubungan Kalian Makin Hangat
Baca: Poro Duka yang Tewas di Marosi Dapat 1001 Lilin dari Warga Kupang
Baca: Amelia Dyer Dihukum Mati, Digantung, Karena Membunuh Ratusan Bayi di TPA
Dua orang siswi SMK Syuradikara Ende, Yenisia Lero Sami dan Beatrix Cabrini kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan bahwa mereka memang sengaja mengenakan pakain adat pada saat penerimaan pengumuman hasil kelulusan karena memang diminta oleh pihak sekolah.
Hal tersebut guna menghindari adanya aksi coret-coretan pada baju seragam sekolah.
Apa yang diminta oleh pihak sekolah ujar Yenesia adalah hal yang sangat positif pihaknya dan kawan-kawanya sangat mendukung dengan sikap yang diambil oleh pihak sekolah karena dengan mengenakan pakain adat maka selain untuk menghindari aksi coret-coretan juga sebagai bentuk apresiasi akan budaya daerah sendiri.
Baca: Dilecehkan Sejak Kecil, Pria Ini Tumbuh Jadi Seorang Pembunuh Anak-Anak
Baca: Waduh, Suamimu Bosan Bercinta? Jangan Kuatir, Lakukan Hal Ini Ladies
Baca: Ladies! Jangan Lagi Pinjam Lipstik Teman, Anda Bisa Kena Herpes
Baca: Sedih, Ayahnya Kabur Bocah Ini Akhirnya Jadi Tulang Punggung Keluarga
Soal siswa lain yang melakukan aksi coret-coretan Yenesia mengatakan bahwa itu adalah hak mereka namun demikian hal tersebut patut disayangkan karena bagaimanapun baju seragam semestinya masih bisa dimenfaatkan ataupun diberikan kepada adik-adik atau orang lain yang tidak mampu. (*)