Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Burin
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sebanyak 133 desa yang tersebar pada 71 kecamatan dan 13 kabupaten di Provinsi NTT akan menjadi perhatian Kementerian Pertanian melalui Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) berbasis pertanian.
Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat keluar dari kategori kemiskinan dan mencegah adanya fenomena stunting (orang kerdil).
Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc melalui rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Senin (23/4/2018).
Baca: Kepala BBPP Kupang Bawa-Bawa Nama Bintang Pesepak Bola Dalam Pelatihan CPNSD
Baca: Suami dan Selingkuhan Sewa Pembunuh Bayaran untuk Menembak Istrinya, Begini Akhir Ceritanya
Baca: Hal Kecil Ini Bisa Bikin Pasangan Saling Berselingkuh Loh, Bagaimana Mengatasinya?
Doktor Syamsudin mengatakan, secara nasional, sebanyak 1.000 desa di 100 kabupaten menjadi sasaran utama program Bekerja. Agar tepat sasaran, program Bekerja akan menyentuh 3,5 juta rumah tangga miskin yang terdata, lengkap dengan nama dan alamatnya.
Bentuk kegiatan Bekerja adalah bantuan alsintan, bantuan benih jagung, padi, dan kedelai, bantuan benih jeruk dan mangga. Juga bantuan benih cabai, rambutan dan hortikultura lainnya.
"Ada juga bantuan ternak ayam, kambing, kelinci, bantuan benih kelapa, kopi, pala, dan lainnya. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), penguat investasi dan modal kerja," katanya.
Secara riil, kata Syamsudin, misalnya akan dibantu 50 ekor ayam/itik per rumah tangga, dua ekor kambing/domba per rumah tangga, satu paket kegiatan KRPL senilai Rp 50 juta per kelompok wanita tani.
Baca: Temuan Baru! Kelebihan Gula Bikin Kehidupan Intimmu Kacau, Ini Penjelasannya
Baca: Sadis! Pria Ini Mencambuk Istrinya Karena Dituding Berselingkuh
Baca: Wah! Teknik Oral Terhadap Miss V Bisa Datangkan Penyakit? Ini Jawabannya Ladies
Untuk mendistribusikan bantuan kata Syamsudin, komoditi itu akan disalurkan ke tiap desa berdasarkan agro climate, kultur tanaman, serta keunggulan komparatif suatu wilayah sehingga terbentuk cluster ekonomi.
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga target, yaitu target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Indikator keberhasilannya adalah kenaikan pendapatan rumah tangga per bulan, perbaikan rumah tempat tinggal dan angka kemiskinan menurun. (*)