Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Bau
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Setelah menunggu setahun lebih dan beasiswa anaknya tak kunjung dapat, sejumlah orangtua murid Sekolah Dasar Katolik (SDK) Webora, Desa Mandeu Raimanus, Kecamatan Raimanuk, mendatangi Kantor BRI Cabang Atambua pada Senin (16/10/2017).
Mereka datang dengan harapan bisa mendapatkan beasiswa sesuai nama mereka yang tercantum.
Betapa kagetnya mereka ketika petugas BRI menyampaikan bahwa beasiswanya sudah diambil oleh kepala sekolahnya setahun yang lalu.
Beasiswa itu diambil dengan membawa surat kuasa atas nama orangtua murid.
Hal ini membuat para orangtua murid naik pitam dan mendatangi rumah kepala SDK Webora, Yuli Bete di Webora pada Senin (16/10/2017) malam.
Salah satu orangtua murid, Anton Tae yang menghubungi Pos-Kupang.com dari Webora ke Atambua, Selasa (17/10/2017) malam, mengatakan, sangat kecewa terhadap kepala sekolah yang telah mengambil uang beasiswa anak-anak tanpa sepengetahuan.
Apalagi, lanjutnya, beasiswa itu diambil menggunakan surat kuasa yang tidak diketahui oleh para orangtua murid penerima.
“Kami orangtua murid sangat kecewa, masa kepala sekolah mengambil beasiswa anak-anak lalu tidak dibagikan,” kata Anton.
Anton menuturkan, setelah pulang dari BRI Cabang Atambua, mereka para orangtua langsung mendatangi rumah Kepala Sekolah Yuli Bete untuk menanyakan perihal beasiswa tersebut
Tapi, mereka mendapatkan jawaban bahwa beasiswanya diambil oleh kepala sekolah sebelumnya.
“Kami para orangtua menduga telah ada rekayasa/pemalsuan surat kuasa atas nama orangtua murid ke BRI untuk pencairan uang BSM/PIP. Hal ini diketahui orangtua murid ketika cek langsung ke BRI Atambua hari ini. Pihak bank hanya kasih surat kuasa palsu itu kepada orangtua bahwa uang telah diambil kepala sekolah,” ungkap Anton.
Dikatakannya, dalam surat kuasa yang ditunjukkan pihak BRI Atambua tersebut, ada tanda tangan di atas meterai Rp 6.000 dan diduga direkayasa oleh kepala sekolah dan sebagian anak uangnya sudah dicairkan oleh kepala sekolah.
“Ini korupsi merajalela dan kami orangtua murid jadi korban,” tandasnya.
Salah satu orangtua murid, Elias kepada Pos Kupang mengatakan, uang beasiswa anak-anak itu sekitar Rp 900 ribu peranak, namun diduga telah disunat oleh oknum kepala sekolah.
Kepala SDK Webora, Yuli Bete yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (17/10/2017) mengatakan, dirinya tidak mengetahui apa-apa perihal beasiswa milik 13 anak yang sudah diambil dari BRI Cabang Atambua.
Dia mengakui telah didatangi para orangtua murid untuk menanyakan hal tersebut, namun dia sudah menjelaskan bahwa dia tidak mengurusi beasiswa milik 13 anak, kecuali milik 31 anak lainnya yang sudah dibagikan semua.
“Tadi malam ada orangtua murid datang mengamuk saya di rumah. Saya tidak tahu apa-apa karena itu pada masa kepala sekolah sebelumnya,” ungkap Yuli.
Yuli menjelaskan, dirinya baru dilantik sebagai kepala SDK Webora pada tanggal 30 September 2016, sementara beasiswa itu sudah diambil dari Bank BRI Atambua pada Agustus 2016 oleh kepala sekolah sebelumnya. (*)