Para pengacara HAM membantu saya mendapatkan status pencari suaka agar saya bisa ditempatkan di negara lain dan melanjutkan studi.
Di sini saya hidup di satu kamar, seukuran kamar mandi di rumah saya dulu.
Saya kehilangan kontak dengan keluarga saya. Sebulan setelah minggat, saya menerima pesan Facebook dari adik saya.
Dia menulis, “Saya harus meninggalkan rumah. Keluarga kita pecah berantakan dan itu semua gara-gara kamu.”
Saya marah awalnya, namun merindukan adik saya lalu menulis pesan balik. “Bukan salah saya lahir seperti ini. ISIS lah yang salah.”
Setelah itu kami bertukar pesan, mengenang masa kecil kami.
Saya belum berbicara dengan ayah saya. Tindakannya itu sangat melukai saya. Dia seharusnya melindungi dan membela saya sebagai seorang ayah. Namun ketika mengatakan akan menyerahkan saya kepada ISIS, dia tahu apa yang akan mereka lakukan kepada saya.
Mungkin nanti saya bisa memaafkannya, namun pada saat ini saya bahkan tidak ingin mengingatnya.
Saya berbicara dengan ibu setiap minggu. Terkadang susah baginya karena dia harus ke luar kota untuk mendapatkan sinyal yang baik.
Dia adalah perempuan yang sungguh luar biasa. Dia mencintai saya dan kami tidak pernah membincangkan homoseksualitas. Dia hanya berniat membawa saya ke tempat aman.
Mungkin karena dia ibu saya, saya pikir dia tahu saya penyuka sesama jenis. Namun saya hanya merasakan cinta dan kasih sayang darinya. Saya hanya ingin memeluknya sekarang.
Beberapa bulan lalu, salah seorang teman dekat saya dibunuh. Dia dilempar dari gedung pemerintah pusat. Dia seseorang yang sangat baik hati. Berusia 22 tahun, mahasiswa kedokteran dan bisa dibilang jenius.
Kami pertama bertemu di dunia maya – penyuka sesama jenis di Irak sering bergaul di komunitas online. Bila berhadap-hadapan dengannya, dia adalah pria yang pendiam, namun banyak berbicara dalam dunia maya. Dia menceritakan rahasia-rahasianya kepada saya.
Sebagai pria penyuka sesama jenis, kami semua harus menjalankan kehidupan ganda.
Ketika melihat foto-foto pembunuhannya, saya melihat saya di tempatnya. Saya sampai bermimpi ditangkap kemudian dilempar dari sebuah gedung, seperti yang dilakukan kepadanya.