Diduga Polisi Sebagai Perakit Bom

Suro Tukang Antar Minuman Dugem

Rukam alias Suro (56) diduga polisi menjadi perakit bom yang meledak di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (8/4).

Editor: Benny Dasman
Mirror
Dalam rangkaian foto ini, terlihat seorang anggota ISIS berdiri di dekat bendera kelompok itu. Tak lama kemudian, terjadi ledakan dahsyat yang diyakini berasal dari bom yang dilepaskan sebuah jet tempur AS. 

POS KUPANG.COM, JAKARTA - Rukam alias Suro (56) diduga polisi menjadi perakit bom yang meledak di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (8/4). Namun warga sekitar lokasi tak percaya dengan keahlian Suro merakit bom.

Mereka justru mengenal Suro sebagai warga baik yang kerap membantu tetangga. Biasanya, pada malam hari Suro bekerja sebagai pengantar minuman untuk tamu pengunjung diskotek murahan yang berdiri di sekitar lokasi ledakan.

Lokasi ledakan tepat berada di belakang rumah Suro. Bentuknya seperti lapangan rumput dengan luas sekitar seperempat lapangan bola. Pagi hingga siang kerap digunakan sebagai lahan bermain anak-anak di pemukiman kumuh tersebut. Ketika malam, permukiman tersebut berubah nuansa menjadi tempat hiburan kelas dua.

Sopi, warga sekitar menjelaskan, lapangan di tempat itu biasanya menjadi tempat bermain anak- anak. Sedangkan malam hari dipakai menjadi lokasi parkir tamu pengunjung hiburan malam. Untuk menuju ke lokasi tersebut, terdapat pagar besi yang tidak terkunci dan dapat dibuka tutup. Bangunan sebalah kiri pagar terdapat tangga menuju lantai dua kediaman Suro.

Tidak jauh dari lapangan, terdapat bangunan seperti aula, yang kerap digunakan warga untuk menggelar hajatan. Di sana, tempat keempat korban ledakan Suro, Asep (67), Amir (30) alias Bogel, dan Feri (31) mengalami insiden nahas terkena ledakan benda yang diduga bom rakitan.
Ketika malam, permukiman tersebut berubah nuansa menjadi tempat hiburan kelas dua. Selain hiburan karaoke, ada juga diskotek dangdut yang berada tak jauh dari parkiran tersebut. Sehingga, lahan yang ada berubah pun digunakan sebagai lahan parkir tamu karaoke atau diskotek."Biasanya, Pak Asep yang jaga pintu parkir," jelas Sopi.

Lokasi ledakan sedianya akan dipergunakan warga bernama Hasmawati (36) untuk hajatan sunatan putra bungsunya pada 12 April mendatang. "Persiapannya sudah beberapa hari lalu. Termasuk persiapan dapur umum dan tempat lainnya yang dibantu Pak Suro dan warga lainnya," ungkap Hasmawati.

Daryoto, Ketua RT setempat mengatakan bahwa rumah bedeng atau lokasi ledakan sebelumnya kerap dipergunakan untuk pengajian. "Sekitar tiga bulan yang lalu digunakan sebagai tempat pengajian warga sini, hanya saja sekarang berhenti, dan tidak ada aktivitas di rumah tersebut," Kata Daryoto.

Daryoto yang menjadi ketua RT 16/RW 09, Kebon Melati, Tanah Abang sejak tahun 1984 tersebut menyangsikan jika rumah kosong tempat terjadinya ledakan merupakan tempat perakitan bom. Menurutnya, selama ini tidak ada aktifvtas mencurigakan baik di rumah bedeng maupun lapangan tersebut.

Daryoto juga tidak percaya Suro melakukan perakitan bom. Mereka adalah warganya yang setiap hari beraktifitas di sekitar lokasi. "Mereka bukan orang mampu rata-rata. Kerjanya juga di dekat-dekat sini saja," ujar Daryoto.

Tukang Antar Minuman
Daryoto kemudian menceriterakan keseharian keempat korban yang disebutnya sebagai warga yang baik. Suro merupakan pria yang sudah menikah dan tinggal bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah kontrakan selama 15 tahun lebih. Lokasi rumahnya berada di dalam lapangan yang merupakan tempat terjadinya ledakan. Suro bekerja sebagai kuli bangunan yang bekerja serabutan.

Selain menjadi kuli, Suro juga sering membantu pekerjaan warga di sekitar tempat tinggalnya, seperti mengangkat barang, menyiapkan acara hajatan, dan sebagainya. "Kalau Pak Suro sering diminta tolong sama warga, kalau dia bisa ya dibantuin. Malamnya dia juga kerja antar-botol minuman (untuk tamu diskotek)," ucap Daryoto.

Berlanjut ke Amir. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini juga tinggal bersama istri dan satu orang anak di rumah kontrakan dekat rumah Suro. Sehari-harinya, Amir bekerja sebagai tukang parkir di Jalan Raya Jembatan Tinggi. Saat malam pun, dia juga ikut membantu sebagai tukang parkir di diskotek yang berada di dekat tempat tinggalnya.

Sementara itu, Feri adalah seorang anak muda yang diketahui membuka bengkel sepeda motor kecil-kecilan di rumah kontrakannya. Asep adalah pria asli Garut, Jawa Barat, yang bekerja dengan menjajakan aneka gorengan hasil buatannya sendiri ke warung-warung di sekitar rumah kontrakannya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono mengatakan, Suro diduga sedang merakit bom sebelum ledakan terjadi. "Pada waktu merakit diduga terjadi kesalahan teknis dan menyebar hingga meledak," ujar Kapolda usai menjenguk Suro.

Sementara itu, hingga kemarin lokasi ledakan masih dijaga polisi bersenjata laras panjang. Jalan menuju lokasi juga masih ditutup. Polisi juga telah memerikas empat saksi yang bernama Saka (23 tahun), Celstino (35 tahun), Fatang (32 tahun), dan Jonah (25 tahun).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto mengatakan, tiga korban yakni Amir, Feri dan Asep juga telah dimintai keterangan. Tinggal Suro yang belum bisa diperiksa karena lukanya sangat parah. Keempatnya juga masih dirawat di RS Polri Kramat Jati. (tribunnews/warta kota/kcm)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved