Kisruh di Universitas PGRI NTT

Rektor Universitas PGRI Versi YPLP NTT Tak Mau Ladeni Semuel Haning

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua YPLP PT PGRI NTT, Sulaiman Radja, bersama istri dan Rektor Anton Kato (kanan), duduk di pintu masuk Kantor Rektorat Universitas PGRI NTT yang terkunci rapat, Jumat (13/6/2014).

POS KUPANG.COM, KUPANG -- Rektor Universitas PGRI NTT  yang dilantik oleh Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (YPLP PT) PGRI NTT, Antonius Kato, S.H, M.Hum,  tidak mau meladeni apa yang disampaikan Rektor PGRI saat ini, Semuel Haning, S.H, M.H,  bahwa  rektor baru adalah ilegal karena diangkat dan dilantik oleh YPLP PT PGRI NTT tanpa melalui rapat senat universitas.

"Yang beliau (Samuel Haning, Red) maksudkan senat yang mana. Senat yang sebelum dia dilantik jadi rektor oleh YPLP PGRI Pusat atau sesudah dilantik," tegas Anton kepada Pos Kupang, Minggu (15/6/2014).

Anton menyatakan, sebagai rektor yang baru ia ingin berpikir hal-hal besar untuk masyarakat NTT, terutama mahasiswa Universitas PGRI NTT yang jumlahnya mencapai ribuan orang dan ingin menjadi pemimpin yang baik.

Jika menggunakan senat yang sebelum dilantik oleh YPLP PT PGRI Pusat, lanjut Anton, YPLP PT PGRI NTT sudah memberikan jawaban.

Anton menyatakan, jabatan apapun di kampus karena ada status. Statusnya adalah seorang dosen, lalu jika seorang dosen yang statusnya sudah dicabut oleh YPLP PT PGRI NTT, dengan sendirinya status itu gugur.

"Ini yang terjadi pada Pak Sem Haning, karena YPLP PT PGRI NTT sudah memecatnya dan mencabut statusnya sebagai dosen. Lalu yang legalnya di mana?" tanya Anton.

Terkait janji Rektor Semuel Haning, bertemu di rumah Ketua YPLP PT PGRI NTT, Drs. Sulaiman  Radja, S.H, M.H, Anton mengatakan, bukan Pak Sem Haning yang janji, tetapi oleh orang yang ngotot sebagai perwakilan Semuel Haning.

Anton mengaku sangat kecewa ketika mendatangi rumahnya sendiri (kampus Universitas PGRI NTT), tetapi diperlakukan tidak baik dan pintu rumahnya malah ditutup. Perlakuan yang sama juga dilakukan kepada Ketua YPLP PT PGRI NTT, Sulaiman Radja.

"Padahal saya ini dosen tetap dari yayasan. Apalagi Bapak Sulaiman Radja, pendiri Univetsitas PGRI NTT yang juga orang tua di PGRI. Saya sangat kecewa dan menyesalkan hal itu. Kami datang ke rumah kami, dan saya ingin bertemu dengan kakak saya Semuel Haning. Rumah adalah pintu hati, kenapa tidak dibuka?" tanya Anton lagi.

Ditanya sebagai rektor defenitif apakah akan tetap masuk kampus,  Anton mengatakan, ia tetap ke kampus karena ia juga pejabat. 

Sebagai rektor apakah akan berkantor di kantor rektorat, Anton mengatakan bahwa ia sudah ke sana dan pintu ditutup, sehingga ia merasa kantor rektorat bukan ruangan yang pas untuknya dan masih banyak ruang yang lain di kampus yang bisa ia tempati.

Rektor Universitas PGRI NTT saat ini, Semuel Haning, melalui pesan singkat (SMS) dan  telepon balik mengatakan, akan memberikan jawaban pada Senin (16/6/2014) setelah semua pihak hadir.

Ditanya  apakah akan ada pertemuan dengan Anton Kato dan Sulaiman Radja, Semuel mengatakan, silakan menghubungi Leksi Tungga, yang memberikan janji.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (YPLP PT) PGRI NTT, Drs. Sulaiman Radja, S.H, M.H, melantik Antonius Kato, S.H, M.Hum, sebagai Rektor Universitas PGRI NTT periode 2014-2018, di Hotel Sylvia Kupang, Jumat (13/6/2014).

Sementara itu,  Rektor Universitas PGRI NTT periode 2014-2018, Semuel Haning, S.H, M.H, mengatakan bahwa ia menghargai semua proses dan aturan yang berlaku. Sesuai aturan, lanjutnya, rektor dipilih oleh anggota senat.*

Berita Terkini