Solar Langka di Kefamenanu

ahan bakar minyak (BBM) jenis solar, sejak pukul 11.00 Wita, Senin (30/7/2012), habis di dua stasiun pengisian

Editor: Alfred Dama
zoom-inlihat foto Solar Langka di Kefamenanu
POS KUPANG/JULIANUS AKOIT
TUNGGU BBM -- Sebagian kendaraan mengantre di SPBU Naesleu, Kota Kefamenanu, Senin (30/7/2012), menunggu kiriman BBM dari Kupang.
POS KUPANG.COM, KEFAMENANU -- Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, sejak pukul 11.00 Wita, Senin (30/7/2012), habis di dua stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) di Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU.

Ratusan kendaraan seperti truk, bus dan beberapa jenis mobil pengguna solar lainnya terpaksa mengantri ratusan meter seperti ular raksasa di dekat SPBU, menunggu kiriman dari Kupang, ibukota Propinsi NTT.

"Kami sudah mengantre di sini sejak pukul 11.00 Wita. Sampai sekarang kiriman BBM dari Kupang belum tiba," kata Kamilus Neno, seorang sopir truk, yang ditemui pukul 15.00 Wita. Neno mengatakan, mobilnya kehabisan solar padahal ia berniat membawa muatan semen ke lokasi proyek di Pantai Utara, Wini.

Penjelasan yang sama juga disampaikan Johannis Metan, salah satu penumpang bus Damri. Ia mengatakan sudah empat jam bersama puluhan penumpang lainnya duduk di SPBU karena bus Damri yang melayani trayek ke Pantai Utara belum mendapatkan solar.

"Tidak ada kendaraan lain lagi selain bus Damri yang melayani penumpang hingga ke pelosok desa di Pantai Utara. Terpaksa kami menunggu saja," katanya ketika ditanya kenapa tidak menggunakan kendaraan lain.

"BBM sering habis di Kota Kefamenanu karena Satpol PP dan polisi tidak melakukan razia terhadap warga yang membeli menggunakan puluhan jerigen. Padahal itu dilarang. Kami menduga aparat keamanan ada 'main mata' dengan pemilik SPBU maupun pembeli yang menggunakan jerigen," timpal Ny. Maria Meko, salah satu penumpang bus Damri.

Para pembeli BBM dalam jumlah banyak menggunakan jerigen, lanjut Ny. Meko, sering menyelundupkan BBM melalui jalan tikus di perbatasan RI-Timor Leste. "Bukan rahasia lagi, Pak! BBM yang dikumpulkan di jerigen itu nantinya dijual di perbatasan di pasar gelap atau diselundupkan lewat jalan tikus," tambahnya.

Wakil Bupati TTU, Drs. Aloysius Kobes, yang dimintai tanggapan soal lemahnya pengawasan di SPBU oleh Satpol PP dan aparat keamanan lainnya mengatakan Pemkab akan merubah pola pengawasan.

"Mungkin harus ada aparat yang terus mengawasi di SPBU. Termasuk membuat regulasi tentang larangan membeli menggunakan jerigen," katanya.

Ratusan truk, bus, dan jenis kendaraan lainnya yang menggunakan solar antri di SPBU Naesleu hingga 400 meter. Kendaraan itu mengantri dari depat Toko Keraton hingga SPBU. (ade)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved