Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 26 Agustus 2025, "Menempa Diri Melalui Sabda Tuhan"
Kemunafikkan dan kesombongan serta kurang discernment membuat para Farisi dan para ahli Taurat mendapat kecaman keras dari Yesus.
Renungan Harian Katolik
Selasa 26 Agustus 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
MENEMPA DIRI MELALUI SABDA TUHAN: TANGGUH MENJADI PELAKSANA KEHENDAK TUHAN
(1Tes 2:1-8; Mzm 139:1-3.4-6; Mat 23:23-26)
"...Yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan..." (Mat 23:23).
Kemunafikkan dan kesombongan serta kurang discernment membuat para Farisi dan para ahli Taurat mendapat kecaman keras dari Yesus.
Kesalahan fatal yang mereka buat ialah lalai melaksanakan ketiga hal penting sebagai isi hukum Taurat dalam hidup yang nyata.
Paulus memiliki hati yang bersih sebagai pewarta Sabda Tuhan.
Dalam segala hal ia berusaha untuk tidak mementingkan diri sendiri, sehingga ia dengan leluasa mewartakan cinta kasih Injil untuk menyenangkan hati Allah.
Kasihnya yang tulus dan meluap-luap kepada Kristus menjadi kekuatan bagi dia untuk mengasihi jemaatnya dengan segenap hatinya.
Hal ini mengungkapkan pribadinya sebagai orang yang memiliki hati yang murni, tidak sombong dan munafik.
Ia sungguh telah mengalahkan dirinya sendiri, mengasihi sebagai orang yang merdeka.
Sebagai pembawa injil Kabar Gembira, hatinya bersukacita dengan Allah, sesama dan alam lingkungan di mana ia berada.
Tantangan, penganiayaan dan penderitaan yang ia hadapi, membuat dirinya tetap optimis, dan selalu bersyukur.
Ia hidup damai. Kekuatan dan pertolongannya adalah Allah.
"Berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Kami berbicara bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita." (1Tes 2:2.4).
Berjuang menyenangkan hati Allah menjadi kekuatan untuk bisa mengalahkan diri agar kerinduan hidup damai tergapai.
Sebab manusia siapa pun dia membutuhkan situasi damai agar bisa hidup nyaman. Hal ini tidak mudah untuk dialami.
Sumber pokok damai itu ada dalam diri. Rasa tidak nyaman dengan lingkungan dan orang lain di sekitar kita, sumbernya ada pada kita.
Damai dengan diri sendiri itu sulit. Sebab kita terlaku fokus pada diri sendri yang sering memaksa untuk melayani keinginan sendiri lalu lalai dan mengabaikan Tuhan dan sesama dalam ketiga hal penting ini: keadilan, belas kasih dan kesetiaan.
Allah memanggil kita untuk menjadi pelaksana sabda yang tangguh, gigih dan tekun.
Sebab hanya melalui Sabda Tuhan sebagai pedoman hidup, kita mendapat inspirasi untuk menempa diri menjadi pribadi handal, mengutamakan Sabda Tuhan dalam segala hal fana di dunia.
Ingat bahwa corak dunia masa kini lebih mengutamakan reputasi ketimbang belas kasih.
Bantuan sekecil apa pun kepada si miskin yang sangat membutuhkannya saat itu bagai sinar di tengah kegelapan dunia yang kejam.
Hati si susah yang gunda gulana jadi tenang, merasa tersapa sebagai seorang pribadi dan hatinya pun bersukacita.
Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Semarang (Provinsialat MSF), Selasa/Pekan Biasa XXI/C/I, 260825)
Renungan Harian Katolik Senin 25 Agustus 2025, "Celakahlah Kalian" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 25 Agustus 2025, "Menghadirkan Berkat atau Celaka?" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 25 Agustus 2025, "Kecerdasan Rohani: Mengontrol Tingkah Laku Kita" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025, "Hajaran yang Menyelamatkan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025 "Berjuang Melalui Pintu yang Sempit" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.