Breaking News

Kota Kupang Terkini

ASN Pemkot Dapat Pelatihan Basic Life Support dari IDI Kota Kupang

Mengangkat tema Everybody Can Do CPR, kegiatan ini merupakan kolaborasi Pemkot Kupang dan IDI Kota Kupang.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Ikatan Dokter Indonesia Kota Kupang (IDI Kota Kupang) memberikan pelatihan basic life support atau bantuan hidup dasar (CPR) kepada ratusan aparatur sipil negara (ASN) lingkungan Pemerintahan Kota Kupang. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ikatan Dokter Indonesia Kota Kupang (IDI Kota Kupang) memberikan pelatihan basic life support atau bantuan hidup dasar (CPR) kepada ratusan aparatur sipil negara (ASN) lingkungan Pemerintahan Kota Kupang.

Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo ini digelar di Lantai I Balai Kota Kupang, Jumat (22/8/2025). 

Mengangkat tema Everybody Can Do CPR, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemkot Kupang dan IDI Kota Kupang.

Sebelumnya IDI Kota Kupang juga telah melakukan pelatihan serupa kepada ratusan ASN Pemerintah Provinsi NTT beberapa waktu lalu.

Selain mendapatkan materi teori, para ASN juga secara langsung mempraktekan penanganan didampingi para dokter sebagai instruktur.

dr. Citha Nafasa Tallesang, salah seorang dokter yang menjadi instruktur mengatakan, terdapat empat langkah dalam memberikan pertolongan pertama bagi korban henti jantung yang disebut STMJ. 

"S-nya, Sadarkan, sadar atau tidak sadar. Kemudian T-nya kita Teriak minta tolong. M-nya itu kita Menengahdahkan Kepala, dan J-nya itu Jantung, kita lakukan pijat jantung," jelas dr. Chita. 

Dirinya menjelaskan, saat mendapatkan orang yang tidak sadarkan diri karena henti jantung, hal pertama harus dilakukan adalah memastikan lingkungan aman. 

Baca juga: Pengurus IDI Wilayah NTT dan IDI Cabang Kupang Dilantik, dr Stefanus Soka Titipkan 3 Hal

"Kita harus aman, korban juga harus aman, kemudian pastikan korban ada respon atau tidak, kalau memang korban tidak sadarkan diri kita teriak meminta pertolongan medis dan memanggil ambulans, sambil menunggu ambulan kita menengahdahkan kepala  korban kemudian lakukan pijat jantung atau resusitasi," jelas dr. Chita.

Dirinya mengatakan dengan lakukan pertolongan pertama pada henti jantung kemungkinan untuk hidup lebih besar. 

Lebih lanjut, dr. Debrina Tendean menjelaskan, saat melakukan pijat jantung harus memperhatikan kecepatan atau tempo pada pijatan agar pijat jantung dilakukan efektif. 

"Kecepatannya pijatannya 100 hingga 120 per menit, harus diperhatikan," jelasnya. 

Sementara dr. William Kurnia, menyebut, saat ini kesadaran akan pengetahuan terkait CPR masih rendah di NTT.  

"Kalau di luar negeri basic life support merupakan hal yang wajib diketahui seluruh masyarakat awam, makanya kita (IDI) juga ingin masyarakat awam bisa lakukan CPR, jadi sebelum korban mendapat penanganan medis masyarakat tanpa basic kesehatan juga bisa lakukan pertolongan yaitu pijat jantung," jelasnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved