Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025, Yang Dipersatukan Allah Tak Boleh Diceraikan Manusia

Tema "Yang dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia" mengajak kita untuk merenungkan tentang komitmen kita kepada Allah dan sesama

Editor: Eflin Rote
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Jumat, 15 Agustus 2025
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
Hari Jumat Pekan Biasa XIX
Jumat, 15 Agustus  2025
Bacaan I: Yos. 24:  1-13
Injil:  Mat. 19: 3-12

“Yang Dipersatukan Allah Tak Boleh Diceraikan Manusia"

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua situasi yang menyoroti tema tentang kesetiaan, perjanjian, dan kekudusan perkawinan.

Tema "Yang dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia" mengajak kita untuk merenungkan tentang komitmen kita kepada Allah dan sesama, serta bagaimana kita menghormati lembaga perkawinan sebagai sakramen yang kudus.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam kitab nabi Yosua 24:1-13, Yosua mengumpulkan seluruh suku Israel di Sikhem dan mengingatkan mereka tentang sejarah keselamatan yang telah dilakukan Allah bagi mereka.

Ia mengingatkan mereka tentang bagaimana Allah telah memanggil Abraham, membebaskan mereka dari Mesir, dan memberikan mereka tanah perjanjian. 

Yosua mengajak mereka untuk memilih siapa yang akan mereka sembah: allah-allah yang disembah oleh nenek moyang mereka atau Allah yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Kisah ini menekankan pentingnya kesetiaan kepada Allah dan perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan umat-Nya.

Dalam Injil Matius 19:3-12, orang-orang Farisi datang kepada Yesus dan bertanya apakah diperbolehkan menceraikan isteri dengan alasan apa pun. Yesus menjawab mereka dengan mengutip Kitab Kejadian, "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging."

Yesus kemudian menambahkan, "Jadi, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia." Yesus menjelaskan bahwa perceraian hanya diizinkan karena ketegaran hati manusia.

Ia juga berbicara tentang orang-orang yang memilih untuk tidak menikah demi Kerajaan Surga. Yesus berkata, "Tidak semua orang dapat memahami perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja..

Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti." Ini menunjukkan bahwa ada panggilan yang berbeda-beda dalam hidup, dan bahwa beberapa orang dipanggil untuk hidup selibat demi Kerajaan Allah.

Refleksi atas permenungan kita dari bacaan yang ada adalah tentang  Kesetiaan: Apakah kita setia kepada Allah dan perjanjian yang telah kita buat dengan-Nya?

Apakah kita mengutamakan Dia di atas segala sesuatu dalam hidup kita? Kekudusan Perkawinan: Apakah kita menghormati kekudusan perkawinan dan berkomitmen untuk setia kepada pasangan kita?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved