Opini
Opini: Pelajaran dari Pulau Sumba
Maka penting, untuk merawat persaudaraan bagi seorang imam demi terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di dunia.
Dalam bingkai tahun Yubelium, panita OGF Regio Nusra di Keuskupan Weetabula-Sumba mengusung tema yang menarik yakni Imam Unio Peziarah Pengharapan. Imam adalah manusia. Imam juga adalah peziarah.
Maka sebenarnya, imam juga adalah seorang manusia yang dalam keterbatasan manusiawinya sedang berziarah bersama Allah yang adalah sumber dan pusat pengharapan orang beriman.
Sebagai Imam Unio Peziarah Pengharapan, imamat disyukuri sebagai sebuah rahmat istimewa yang diberikan kepada manusia supaya dalam kebersamaan dan persaudaraan, berjalan bersama umat menuju kepada Allah.
Berjalan bersama berarti harus adanya sikap toleransi atau saling menerima satu sama lain.
Sebagai satu unio, keberagaman itu pasti. Bahkan umat yang dilayani pun tentu berbeda-beda latar belakang budaya, sosial dan politik.
Kendati demikian, aktivitas pewartaan tidak semestinya terhampat karena perbedaan tersebut melainkan harus berupaya untuk beradaptasi
dan juga menemukan cara-cara penginjilan yang tepat dan relevan supaya orang bisa mengerti dan percaya.
Tentang hal ini, Yesus adalah teladan dan contohnya. Bahwa di tengah banyaknya benturan keberagaman, Yesus tetap teguh dengan prinsip pewartaanNya.
Imam Unio sebagai peziarah pengharapan hendaknya menemukan spiritnya pada teladan Yesus Kristus.
Meskipun banyak keterbatasan, tetapi jika persaudaraan itu didasarkan pada Tuhan, pasti tiak akan mengecewakan.
Moment persaudaraan terjadi lewat beberapa agenda kegiatan yang dilakukan oleh para peserta misalnya merayakan ekaristi bersama umat di beberapa tempat seperti Paroki Manola, Paroki Mangganipi dan Paroki Waikabubak.
Sumba: Mengalami dan Merefleksikan
Pulau Sumba itu indah. Sejauh mata memandang, terbentang luas barisan bukit dengan rumput yang hijau nan indah.
Sepanjang perjalanan dari Sumba Timur menuju Sumba Barat Daya, saya melihat kuburan-kuburan batu hasil pahatan manusia.
Dalam misa ada yang menari kataga dan woleka untuk mengahantar persembahan. Semua itu merupakan hasil perawatan atas penghargaan terhadap budaya yang merupakan bagian dari peradaban manusia.
Manusia adalah makhluk berbudaya. Orang-orang Sumba adalah manusia berbudaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.