Provinsi NTT Terkini
LLDikti Wilayah XV Dorong Perguruan Tinggi di NTT Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau LLDikti Wilayah XV menggelar Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik GENTASKIN.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau LLDikti Wilayah XV menggelar Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik GENTASKIN (Gerakan Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem) di tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan, Sumba Barat Daya dan Manggarai Timur .
Program ini diikuti oleh 22 perguruan tinggi ( PTN dan PTS ) dengan total 367 mahasiswa dan 28 dosen pembimbing lapangan.
Mereka ditempatkan di 25 desa sasaran yang dipilih berdasarkan data prevalensi stunting dan kemiskinan ektrim yang tinggi.
Program KKN Tematik GENTASKIN sebagai bentuk tindak lanjut strategis dari program Konsorsium Perguruan Tinggi Kosabangsa (KPT Kosabangsa).
KPT Kosabangsa adalah program nasional yang ditujukan untuk mendorong kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat berbasis kebutuhan nyata di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Program ini menyasar dosen dan peneliti di perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi, teknologi tepat guna, dan solusi berbasis ilmu pengetahuan bagi masyarakat.
GENTASKIN menyasar penguatan peran mahasiswa sebagai agen perubahan berbasis pengabdian dan edukasi langsung di desa. GENTASKIN menjadi: Ruang partisipasi aktif mahasiswa dalam misi pembangunan sosial, Jembatan antara pengetahuan akademik dan praktik lapangan, media pembelajaran kontekstual dan transformasional untuk mencetak generasi yang peduli dan mampu memberi solusi nyata.
Dukungan Gubernur Nusa Tenggara Timur terhadap program GENTASKIN, antara lain
memberikan arahan langsung kepada mahasiswa peserta KKN dalam kegiatan pembekalan sebelum turun ke desa, sebagai wujud perhatian terhadap peran generasi muda dalam pembangunan.
Melepas secara simbolis mahasiswa peserta KKN dalam sebuah seremoni resmi tingkat provinsi, sebagai bentuk pengakuan bahwa mahasiswa adalah mitra strategis dalam pembangunan daerah.
Mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bapperida NTT dan Dinas teknis lainnya untuk terlibat aktif sebagai narasumber dalam pembekalan serta pendamping di lapangan.
Meminta para kepala daerah di tingkat kabupaten/kota untuk mendukung penuh pelaksanaan GENTASKIN sebagai bagian dari program prioritas pembangunan manusia dan pengurangan kemiskinan.
Dukungan Bupati dari tiga Kabupaten sasaran pelaksanan KKN Tematik Gentaskin tahun 2025, diantaranya melakukan MOU dengan LLDIKTI XV dan Perguruan Tinggi untuk mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pelaksanaan KKN GENTASKIN di wilayah masing-masing.
Mengkoordinir para camat dan kepala desa untuk memberikan pendampingan dan akses informasi kepada mahasiswa selama di lapangan.
Mengarahkan perangkat daerah tingkat kabupaten, seperti Puskesmas, penyuluh pertanian, petugas gizi, dan maupun tenaga pendidikan di desa untuk berkolaborasi aktif dengan mahasiswa.
Memfasilitasi tempat tinggal dan fasilitas dasar bagi mahasiswa selama tinggal di desa, termasuk pengaturan transportasi dan keamanan.
Berpartisipasi dalam dialog dan monitoring kegiatan di tingkat desa dan kecamatan, untuk memastikan program ini benar-benar menjawab kebutuhan lokal.
Strategi dan Pendekatan Program
Pendekatan lintas sektor: kolaborasi dengan pemda, puskesmas, posyandu, dan tokoh masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa di desa, antara lain edukasi gizi dan pola makan sehat bagi ibu hamil dan balita, pelatihan kebun gizi keluarga berbasis potensi lokal, pendampingan ekonomi rumah tangga dan UMKM.
Selain itu, revitalisasi koperasi desa, kerja sama lintas sektor dengan tenaga kesehatan, guru, dan tokoh masyarakat dan monitoring status gizi dan pelaporan ke pemerintah desa dan OPD terkait serta inovasi berbasis kebutuhan lokal.
Proyeksi dan harapan terhadap keberlanjutan program ini dalam lima tahun ke depan adalah terbangunnya Ekosistem Kolaboratif Kampus-Desa.
Dengan hadirnya GENTASKIN diharapkan melahirkan ekosistem kolaboratif yang mapan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat desa.
Kampus tidak lagi dipandang sebagai institusi yang jauh dari persoalan rakyat, tetapi sebagai mitra pembangunan desa yang rutin hadir setiap tahun melalui program KKN dan pengabdian masyarakat. (ria)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.