NTT Terkini
Budaya Hemat, Solusi Lokal Atasi Krisis Sampah Plastik di Kupang NTT
Akibatnya, Kupang kini menghasilkan sekitar 250 ton sampah per hari, sebagian besar dari rumah tangga, dan TPA Alak hampir penuh.
5. Politeknik Negeri Kupang menciptakan alat pencacah plastik untuk diolah menjadi biji plastik bernilai jual.
Langkah-langkah ini harus didukung oleh masyarakat. Namun, akar solusi tetap kembali pada perubahan perilaku kita sendiri.
Hidup Hemat = Hidup Berkelanjutan
Mengurangi sampah bukan hanya soal membuang dengan benar, tetapi mencegah sampah sejak awal. Caranya sederhana:
1. Gunakan ulang kantong plastik dan botol minum.
2. Bawa tas belanja dan tumbler sendiri.
3. Pilah sampah di rumah.
4. Ikut serta dalam program komunitas.
Budaya hemat leluhur kita bukan kuno, justru modern, karena sejalan dengan konsep hidup berkelanjutan yang diadopsi dunia. Jika setiap rumah tangga di Kupang kembali mengamalkan prinsip hemat, kita bukan hanya menjaga bumi, tetapi juga mewariskan lingkungan bersih untuk generasi mendatang.Karena pada akhirnya, krisis sampah dimulai bukan di TPA, tapi di keranjang belanja kita sendiri.
(Agustina Etin Nahas, S.P., M.Si,Dosen Faperta Undana)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.