Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif - 4S Kebijakan Strategis Kelola Sumber Daya Pesisir Inklusif dan Berkelanjutan

Berikutnya Structure yaitu memperkuat struktur kelembagaan, regulasi penunjang, struktur insentif bagi masyarakat pesisir.

POS-KUPANG.COM/RICHIE
SUMBER DAYA PESISIR - Undana Talk bersama Prof. Dr. Chaterina Agusta Paulus, S.Pi, M.Si, CRA., CRP., CRMP/ Guru Besar Kepakaran pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Undana dipandu jurnalis pos Kupang Annie Toda di studio pos Kupang podcast Rabu (30/7/2025). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG --  Nusa Tenggara Timur (NTT)  memiliki potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang besar dari perairan laut seluas 200.000 km2 dengan panjang garis pantai 5.700 km dan luas mangrove 51.854,83 Ha.

Potensi tersebut berupa ikan demersal, pelagis, tuna cakalang, rumput laut, dan budidaya mutiara, kepiting, teripang, serta tambak seluas 1.830 Ha yang belum dimanfaatkan secara optimal. 

Bagaimana strategi pengelolaan sumberdaya pesisir, kelautan dan perikanan yang inklusif dan berkelanjutan, berikut wawancara eksklusif Pos Kupang bersama Guru Besar Kepakaran Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Undana, Prof. Dr. Chaterina Agusta Paulus, S.Pi, M.Si, CRA., CRP., CRMP dalam Undana Talk Rabu (30/7/2025).


A :  Apa itu Turning the Tide?

B  :  Perubahan paradigma yang kita sebut sebagai Turning the Tide (membalik pasang) yakni bagaimana mengubah paradigma pengelolaan pesisir dan laut dengan business as usual menjadi paradigma yang mengedepankan inklusifitas dan berkelanjutan. 

Inklusif artinya seluruh masyarakat, khususnya masyarakat pesisir terlibat dan menerima manfaat dari pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, berkelanjutan artinya mengadopsi prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan dan kebutuhan dan kesetaraan antara generasi (intergeneration equity)


A  : Apa prinsip utama pengelolaan sumberdaya pesisir, kelautan dan perikanan yang inklusif dan berkelanjutan?


B : Ada 3 prinsip utama ya dalam utama pengelolaan sumberdaya pesisir, kelautan dan perikanan yaitu Sustainability, Ethical Stewardship dan Interconnectedness. Sustainability atau Prinsip keberlanjutan adalah akar kuat dalam semua aspek pengelolaan sumber daya alam, dimana mempertahankan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan akan datang yang harus dipenuhi semua pihak. 

Berikutnya Ethical Stewardship, prinsip ini adalah etis perwalian dari sumber daya pesisir dan laut. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengelolaan kawasan konservasi menjadi instrumen dalam menjalankan prinsip stewardship dan inklusifitas.

Dan yang terakhir adalah Interconnectedness. Prinsip ini menunjukan Laut menjadi bagian vital dari sistem bumi yang menghubungkan berbagai aspek dalam kita. System dynamics membantu dalam merancang kebijakan yang lebih terintegrasi.


A : Apa saja strategi yang bisa diimplementasikan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, kelautan dan perikanan yang inklusif dan berkelanjutan?


B : Kalau bicara mengenai strategi ini adalah corenya. Saya sebut sebagai 4 S Kebijakan Strategis. Apa saja? Yang pertama System. System lebih mengenai Penguatan pada sistem tata kelola sumber daya pesisir dan laut dengan memetakan semua potensi asset secara sistematis. 

Berikutnya Structure yaitu memperkuat struktur kelembagaan, regulasi penunjang, struktur insentif bagi masyarakat pesisir.

Ketiga Stakeholder Engagement yaitu memperkuat keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan pesisir dan laut melalui kerjasama ABCG (Academy,Business, Community, Government). Untuk hal ini butuh kolaborasi yang matang, jika tidak maka akan timpang.

Dan yang terakhir adalah Synchronization. Ini terakit Sinkronisasi program- Program pesisir dan kelautan yang dikembangkan oleh setiap sektor (lembaga) agar efektif dan efisien. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS    

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved