Ende Terkini

Tiga Dekade Dampingi Masyarakat Ende, Yayasan FREN dan ChildFun Resmi Phase-Out, Tinggalkan Program

Selain PAUD, Child Fun Internasional Indonesia bersama yayasan FREN juga mendampingi karang taruna yang diajar tentang manajemen

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Tabitha Kale, senior program officer ChildFun Internasional Indonesia menyerahkan plakat kepada Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda pada perayaan Phase-Out Program, Selasa (29/07/2025) bertempat di Aula Gereja Katolik Onekore. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE - Setelah mendampingi masyarakat Kabupaten Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur selama lebih dari tiga dekade, Yayasan Flores Children Development (FREN) mitra ChildFun Internasional Indonesia secara resmi menggelar perayaan Phase-Out Program, Selasa (29/07/2025) bertempat di Aula Gereja Katolik Onekore. 

Acara ini menjadi penanda berakhirnya fase pendampingan langsung oleh FREN dan ChildFun Internasional Indonesia dan diserahkannya pengelolaan program pembangunan sosial kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Selama kurang lebih 30 tahun, yayasan FREN bersama mitranya ChildFun Internasional Indonesia telah mendampingi masyarakat di wilayah Kabupaten Ende melalui berbagai program pembangunan sosial yang menekankan pada pemenuhan hak anak, perlindungan anak, pemberdayaan anak dan orang muda, penguatan keluarga, serta pembangunan berbasis komunitas dan Lembaga pendidikan. 

Dalam perjalanannya, pendekatan program mengalami transformasi, dari semula bersifat karitatif menjadi pendekatan berbasis pengembangan masyarakat (community development) yang partisipatif dan berkelanjutan.

Berbagai isu strategis yang menjadi dasar dilakukannya intervensi pada awal pendampingan antara lain tingginya angka putus sekolah (drop out) di jenjang pendidikan dasar dan menengah, prevalensi gizi buruk yang cukup tinggi di kalangan anak-anak, rendahnya kesadaran dan praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), keterbatasan akses terhadap air bersih, khususnya di daerah pedesaan.

Minimnya layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) pada sebagian besar wilayah serta maraknya kasus kekerasan terhadap anak, baik yang terjadi dalam lingkungan keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat secara umum juga menjadi isu strategis pendampingan. 

Isu-isu tersebut telah menjadi dasar pijakan dalam merancang dan melaksanakan berbagai program transformasi sosial yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak secara holistik.

Berbagai program dan pendekatan berbasis keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan telah dilaksanakan dan membawa perubahan nyata dalam pembangunan manusia dan penguatan kapasitas komunitas. 

Berdasarkan rencana transisi geografis yang telah disusun sejak 6 tahun lalu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memandirikan masyarakat dan melakukan phase-out dari wilayah dampingan.

"Kami mendorong agar keberlanjutan program dapat diambil alih oleh pemerintah daerah, pemerintah desa, dan pihak-pihak lain melalui kebijakan lokal, integrasi ke dalam RPJMD maupun RKPDes, serta pendanaan desa dan kemitraan multisektor," kata Bona Kowan Kornelis, Ketua Yayasan FREN dihadapan Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda dan undangan lainnya. 

Tabitha Kale, senior program officer ChildFun Internasional Indonesia mengatakan, salah satu desa yang didampingi selama tiga dekade yakni Desa Tiwu Tewa di Kecamatan Ende Timur yang sebelum intervensi program, belum ada PAUD di wilayah itu.

"Jadi anak PAUD itu mereka hanya bermain saja sehingga ketika masuk SD baru belajar di kelas sehingga para guru SD itu mengalami kesulitan dan itu bahkan diakui pemerintah desa dan orang tua, tetapi akhirnya kami menginisiasi untuk membangun PAUD yang awalnya belum ada fisiknya tapi mereka melakukan seperti kelompok bermain dari dusun ke dusun," terang Tabitha Kale.

Fasilator PAUD juga diambil dari masyarakat setempat yang memiliki ketertarikan menjadi pengajar hingga akhirnya dibangunlah gedung PAUD.

Baca juga: Juan Reza Bakal Manggung di Stadion Marilonga, Ramaikan Laga Final Bupati Ende Cup

"Saat ini sudah ada dua gedung dan satu gedung itu dibantu oleh PNPM Mandiri pada waktu itu dan yang luar biasanya adalah karena wilayah Desa Tiwu Tewa ini cukup besar sehingga ada anak-anak yang tidak bisa menjangkau ke gedung PAUD itu kami buka lagi Kobar di dusun lainnya," tambah dia.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved