Sosok dan Profil
Sosok Yuliana Kolo, Penjahit yang Sudah 35 Tahun Setia Menekuni Dunia Menjahit
Perempuan asal Kefamenanu ini sudah 35 tahun membangun usaha kecil menengah (UMKM) di bidang menjahit pakaian.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Di tengah gempuran tren busana modern dan maraknya pakaian instan di pasaran, Yuliana Kolo tetap setia menekuni dunia menjahit yang telah digelutinya sejak tahun 1990.
Perempuan asal Kefamenanu, Ibu kota Kabupaten TTU ini sudah 35 tahun membangun usaha kecil menengah (UMKM) di bidang menjahit pakaian.
Dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, Yuliana Kolo memilih tetap bertahan meskipun pemasukan tidak menentu.
Kisah perjalanan Yuliana bermula ketika ia belajar keterampilan menjahit di Susteran.
Dengan tekad untuk memiliki keahlian, ia mengikuti les menjahit di sana hingga mahir membuat pakaian.
Baca juga: Sosok Om Kobus, Sukses jadi Konten Kreator Komedi Usai Keluar dari Jebakan Judol
“Awalnya saya hanya ingin tahu cara membuat baju sendiri. Tapi lama-lama banyak orang minta dijahitkan, akhirnya saya jadikan usaha,” ujar Yuliana, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (28/7/2025).
Catatan perjalanan profesi yang Ia geluti ini tentu dihantui dengan cerita sedih dan gembira.
Kini, ia dikenal sebagai penjahit di kawasan Jalan Soeratin I, RT 13/RW 05, Kelurahan Oesapa Timur, Kota Kupang.
Layanan jasanya beragam, mulai dari permak pakaian hingga pembuatan pakaian setelan lengkap, dengan harga yang bervariasi.
“Kalau untuk permak, harganya mulai dari Rp20.000. Tapi kalau untuk satu set pakaian bisa sampai Rp1,5 juta,” jelasnya.
Baca juga: Sosok Sandys Hattu, Analis Tata Usaha yang Mengandalkan Tuhan Dalam Berkarya
Meskipun harga jahit pakaian baru bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, kebanyakan pelanggan datang hanya untuk memperbaiki atau mempermak pakaian lama.
“Pemasukan tidak menentu. Kadang satu hari ada satu orang saja, kadang lima orang. Jadi kita harus pintar-pintar mengatur waktu dan tenaga,” tuturnya.
Yuliana membuka jasa jahitnya sejak pukul 07.00 pagi hingga siang hari. Namun, jika pesanan sedang banyak, ia bisa bekerja hingga malam hari demi menyelesaikan jahitan tepat waktu.
Proses pembuatan satu pakaian setelan lengkap biasanya memakan waktu sekitar satu minggu.
Sementara untuk baju saja membutuhkan waktu satu hingga dua minggu, tergantung tingkat kesulitannya.
“Kalau sedang ramai, saya bisa bekerja sampai larut malam. Tapi kalau sepi, siang saja sudah selesai. Semua tergantung orderan yang masuk,” ujarnya.
Baca juga: Sosok Aiptu Eliud Thomas Suba Anggota Polsek Titehena yang Ikhlas Membantu Penyintas
Usaha jahit Yuliana dibangun dari modal sederhana. Ia mengeluarkan dana sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta untuk membeli bahan dasar, seperti kain, gunting, benang, serta mesin jahit dan mesin obras.
“Dulu beli mesin itu mahal. Tapi karena niat, saya kumpul-kumpul uang sampai bisa beli,” katanya.
Dari usaha ini, pemasukan bulanan Yuliana berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1 juta. Angka ini memang tidak besar, namun cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
“Kalau ramai bisa lebih dari satu juta, tapi kalau sepi ya segitu saja. Yang penting saya kerja dengan hati,” ungkapnya.
Meski persaingan di dunia fesyen semakin ketat, Yuliana tidak pernah berpikir untuk menyerah.
Ia terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan menjaga kualitas hasil jahitannya.
“Saya berharap usaha ini bisa terus ada. Saya juga terbuka kalau ada anak-anak muda yang mau belajar, biar keterampilan ini tidak hilang,” tutupnya dengan senyum. (Iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.