Erupsi Gunung Lewotobi
Sosok Aiptu Eliud Thomas Suba Anggota Polsek Titehena yang Ikhlas Membantu Penyintas
Siswa penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memulai tahun ajaran baru dengan menempati enam ruangan kelas yang baru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Di tengah kesibukan menjalankan tugas sebagai anggota Polsek Titehena, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, sosok Aiptu Eliud Thomas Suba menjadi pembeda.
Ia menghadirkan keikhlasan dan ketulusan hatinya untuk mengantar anak-anak penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bersekolah di Desa Konga.
Polisi Eli, sapaannya, menghidupkan mesin mobil pikap lalu menjemput siswa/siswi SDI Wolorona yang tinggal di posko pengungsian Desa Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena, Senin, 14 Juli 2025 pagi
Polisi Eli juga penyintas korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang tinggal di pengungsian. Anggota dengan pangkat bintara itu berinisiatif membantu sesama yang terdampak bencana.
Baca juga: Siswa Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT Berbagi Jam Sekolah di Pengungsian
Ia turut merasakan bagaimana susahnya hidup di tempat pengungsian. Dengan mengantarkan siswa dari Bokang Wolomatang ke Konga, akan menghemat biaya senilai Rp 20.000 bagi orang tua murid yang menopang hidup dari bertani.
"Saya bantu karena banyak dari mereka yang tidak punya kendaraan. Bayar ojek dari Bokang ke Konga saat pergi dan pulang itu bisa Rp 20 ribu. Jadi saya berinisiatif membantu. Besok dan seterusnya, saya berusaha antar mereka lagi," katanya kepada wartawan.
Selain membantu sesama penyintas, cara itu juga bagian dari tugasnya sebagai seorang polisi di tempat pengungsian. Ia berharap agar Pemerintah bisa memperhatikan anak-anak yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
"Kebetulan saya juga dapat sprin tugas di Posko Bokang Wolomatang. Saya berusaha membantu semampunya," tutur Eli.
Baca juga: Ratusan Hektar Tanaman Kakao dan Pisang Rusak, Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Siswa penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memulai tahun ajaran baru dengan menempati enam ruangan kelas yang baru di Desa Konga, Kecamatan Titehena.
Enam ruangan kelas yang dibangun oleh pihak ketiga itu digunakan para siswa penyintas SDI Wolorona dan SDI Nobo. Mereka berbagi sift atau pembagian jam sekolah saat pagi dan siang hari.
Siswa/siswi penyintas sejak November 2024 hingga Juni 2025 melaksanakan proses KBM di camp-camp darurat hingga meminjam ruangan sekolah lain. Mereka merasa legah atas ruang kelas baru hasil bantuan beberapa NGO/LSM itu.(CBL)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.