Siswa Keracunan Makanan Gratis

Orang Tua Siswa SMPN 8 Kupang Desak Sekolah Periksa Kualitas Makanan Program MBG

Jean kini sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan dijadwalkan pulang pada Minggu (27/7/2025). Meski demikian, trauma masih membekas.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
MASIH DIRAWAT - Kondisi Siswi SMP Negeri 8 Kupang yang sementara dirawat di RSUD SK Lerik Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

KUPANG, POS-KUPANG.COMProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai kecaman setelah ratusan siswa SMP Negeri 8 Kupang mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.

Salah satu siswi, Jean Kana, siswi kelas 9K, masih menjalani perawatan di RSUD S.K. Lerik Kota Kupang sejak Jumat (25/7/2025).

Saat ditemui di ruang perawatan, Jean tampak lemas namun sudah mulai pulih. Ia menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya sejak hari Senin (21/7/2025, saat pertama kali menyantap makanan MBG di sekolah.

 “Waktu itu kita makan sekitar jam 9.50 pagi. Menunya rendang sapi, tahu goreng, sayur, dan pisang. Tapi rendangnya sudah berbusa, ada lendir merah. Sayurnya juga bau, kuahnya asam. Habis makan langsung sakit perut, pusing, dan menceret sampai malam,” ungkap Jean saat diwawancarai oleh POS-KUPANG.COM di ruangan Cendrawasih, Minggu  (27/7/2025) .

Baca juga: Pasca Keracunan, Orang Tua Minta Dana MBG Dikelola Sendiri

Jean sempat dibawa ke RS Mamami, namun hanya diberi obat dan diminta pulang. Gejalanya tak kunjung membaik. Pada hari Jumat, ia akhirnya dirujuk ke RSUD SK Lerik untuk observasi lebih lanjut.

“Saya trauma, Ini bukan lagi soal makan gratis, tapi nyawa anak kami”

Rizal Kana, ayah dari Jean, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia mempertanyakan mengapa makanan yang dibagikan ke anak-anak sekolah tidak diperiksa terlebih dahulu.

“Kalau anak saya mati, siapa tanggung jawab? Masa makanan untuk anak sekolah tidak dicek dulu? Harusnya sekolah buka kotak makan itu, cium dulu, lihat layak atau tidak,” tegas Rizal.

Ia mengaku tidak menolak program MBG, namun meminta adanya fungsi kontrol dan pengawasan yang ketat.

 “Program ini bagus, tapi pelaksanaannya sembarangan. Sekolah tidak bisa hanya terima dan bagi-bagi. Harus ada yang periksa, harus ada ahli gizi,” lanjutnya.

 

Rizal juga menyarankan agar pihak sekolah atau pemerintah menyediakan sistem evaluasi harian terhadap makanan yang disalurkan, termasuk uji kelayakan sebelum makanan dikonsumsi oleh siswa.

“Kalau perlu, dana MBG diberikan ke orang tua”

Rizal mendukung usulan orang tua lainnya agar dana MBG diberikan langsung ke rumah tangga agar dikelola mandiri.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved