NTT Terkini
Kartu Sakti Keluarga Pemulung di Kupang Itu Bernama KIS
Setelah menyampaikan keluhan pada seorang petugas di ruang berbeda, Maria lalu diarahkan ke ruang dokter untuk diperiksa lebih lengkap.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Satu jam sudah Maria Oki (57) mengantre menunggu panggilan dokter. Wajahnya pucat dan murung. Tatapannya kosong ke arah sebuah bilik di ujung sana melihat satu per satu pasien masuk. Baru belasan pasien sementara ia di urutan enam puluh tiga.
Di ruang tunggu itu ia duduk menahan nyeri di punggung dan dada. Sesekali kepalanya juga pusing. Beberapa tahun terakhir ia menderita komplikasi yang menuntutnya rajin mengontrol kesehatan.
Satu setengah jam kemudian, gilirannya tiba. Pemulung itu menuju meja kasir dengan langkah kaku lantaran tak ada satu rupiah pun di tas. "Silahkan," ujar dia sambil menyodorkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada petugas di Puskesmas Oepoi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Senin (14/7/2025) pagi.
Maria ragu dengan keaktifan KIS yang ia kantongi sejak delapan tahun lalu itu. Bukan tanpa alasan, belakangan ini banyak kartu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen penerima bantuan iuran dinonaktifkan setelah iuran mereka disetop pemerintah. Jika bernasib sama, ia harus menanggung biaya pengobatan.
Baca juga: Melki Laka Lena Dorong Mahasiswa di NTT Manfaatkan JKN-KIS untuk Periksa Kesehatan Rutin
"Aman," ujar petugas setelah memastikan KIS Maria aktif. Maria pun mengelus dada sambil melempar senyum kepada petugas yang mempersilahkan ia masuk ke ruang pemeriksaan. KIS aktif, ia berhak menjalani pemeriksaan gratis.
Maria pelan-pelan melangkah menuju ruang pemeriksaan awal. Seorang petugas menyambutnya untuk melakukan tensi darah dan ukur berat serta tinggi badan. Tekanan darah Maria cukup tinggi dari pemeriksaan itu.
Setelah menyampaikan keluhan pada seorang petugas di ruang berbeda, Maria lalu diarahkan ke ruang dokter untuk diperiksa lebih lengkap.
Daftar obat pun diberikan. Maria keluar dan menuju loket obat. Tiga jenis obat tablet sudah digenggamnya.
Dari Puskesmas, Maria menuju kediamannya di Kelurahan Tuak Daun Merah menumpang kendaraan umum dan melanjutkan berjalan kaki satu kilometer menuju tempat tinggalnya.
"Istirahat dulu, ini hari tidak kerja. Makan supaya minum obat," ucapnya saat tiba di rumahnya, RT 018/RW 04.
Menolong
Sama seperti Maria, dulu KIS juga sering menolong suaminya Yosef Suni (59) kala harus dirawat di Rumah Sakit. Ada kegundahan dalam diri Maria ketika itu. Maklum keluarga ini kesulitan mengenai biaya.
Dia tidak berani tanya ke petugas medis saat itu tentang berapa rupiah yang ia harus siapkan untuk berobat suaminya. Hanya menggumam dalam hati. Maria mengenang saat-saat dirinya sangat khawatir, bukan saja kondisi suaminya tapi juga biaya Rumah Sakit yang harus ditanggung.
Tiga kali suaminya dibawa ke pusat kesehatan. Sekali masuk, perawatan hampir satu pekan. Beruntung kegelisahan itu terjawab. Sejak perawatan pertama, ia mulai yakin, KIS bisa membantu biaya pengobatan suaminya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.