TTS Terkini

Kelompok Taeto Manfaatkan Lahan Miring Kelola Pertanian dan Ternak Ayam Petelur 

kelompok tani Taeto mengatakan bahwa sebelum Plan Indonesia melakukan pendampingan, ia dan keluarga mengelolah lahan dekat mata air.

Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/ MARIA VIANEY GUNU GOKOK
TANAM SAYUR - Kelompok Tani Taeto- Antonia sedang memanen pakcoy di ladangnya. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE - Yayasan Plan Indonesia melalui program Youth-Led Agri-Food lakukan pendampingan bagi kelompok-kelompok tani di Kabupaten TTS. Kelompok Taeto, salah satu kelompok dampingan Plan Indonesia yang telah didampingi selama empat tahun mengelolah lahan miring menjadi petak-petak sayuran. 

Lahan yang luasnya kurang lebih dia hektar ditanami aneka sayuran, seperti sawi, sawi kumbang, pakcoy, tomat, seledri, dan daun bawang.  Antonia Tatefa (56), anggota kelompok tani Taeto mengatakan bahwa sebelum Plan Indonesia melakukan pendampingan, ia dan keluarga mengelolah lahan dekat mata air. 

"Sebelum pendampingan dari Plan Indonesia kami bekerja sebagai petani. Kami mengelolah lahan di dekat Kali (aliran air) untuk kami tanam sayuran, " ungkapnya. 

Jarak dari kali ke rumah Antonia  sekitar dua ratus meter. Ditempuh dengan harus menanjak dan menaiki bukit, karena rumahnya berada di ketinggian. 

Ia bersama 12 anggota lainnya yang merupakan keluarga dan kerabat kemudian dibantu dengan mesin pompa untuk mempermudah pertanian mereka. 

"Sayur biasanya sebulan bisa panen. Pelanggan biasanya datang kesini atau kita antar ke pasar. Penghasilan tidak pernah putus," jelasnya ketika ditemui di ladang, Selasa (22/7/2025). 

Ia juga menyampaikan kendala yang dihadapi seperti keterlambatan ambil pupuk ketika hujan. Selain Pertanian, kelompok Tari Taeto juga menjalankan usaha ayam petelur. 

Pengelolah Kandang Ayam Tae Toh, Andy Lae (28), mengelolah ayam petelur sejak November 2024. Andy sendiri merupakan anak ketiga dari Antonia.  


Uniknya di kandang ayam kelompok ini, distel radio untuk stimulan bagi ayam-ayamnya. Andy mengatakan hal tersebut bertujuan agar ayam tidak stress dan melatih ayam agar tidak mudah kaget. 

"Ayam disini awalnya berjumlah 150 ekor, namun beberapa mati sehingga tersisa 145 ekor, " jelasnya. 

Telur yang dihasilkan sebanyak 140 butir perhari. Hasil telur tersebut akan didistribusikan ke kios kios di Desa tersebut.  Ia mengatakan kedepannya akan memperbanyak jumlah ayam karena permintaan pasar yang semakin meningkat. 

"Kami berencana menambah ayam lagi, karena permintaan pasar untuk telur sudah semakin banyak," jelasnya. 

Telur ayam disini dijual Rp 2.000 per butir. Ayam di beri makan dia kali sehari. Bagi pengunjung atau pembeli yang ke kandang wajib disemprot disinfektan sebagai upaya menjaga kesehatan ayam. (any) 

 

 

 Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved