Timor Tengah Utara Terkini
Tersisa Satu Tahapan Verifikasi, Kadis P dan K Kabupaten TTU Yakin Jumlah ATS Bakal Turun
Tersisa Satu Tahapan Verifikasi, Kadis P dan K Kabupaten TTU, Beato Yosep Frent Omenu, yakin jumlah ATS Bakal Turun
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Beato Yosep Frent Omenu, meyakini data jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten TTU berpotensi menurun. Pasalnya, masih ada satu lagi tahapan verifikasi yang menjadi penentu akhir jumlah ATS di Kabupaten TTU.
"Masih ada tahapan verifikasi akhir. Dan verifikasi terakhir akan melalui sejumlah langkah," ujarnya, Minggu, 13 Juli 2025.
Menurutnya, dalam data jumlah ATS ini, ada sejumlah temuan seperti anak mengenyam pendidikan di tempat lain, anak yang belum memiliki kartu keluarga dan sejumlah kendala lainnya. Hal ini belum terverifikasi dan teridentifikasi secara detail.
Oleh karena itu, Tim ATS dan operator satuan pendidikan akan melakukan pertemuan terakhir untuk melakukan verifikasi akhir.
Sebanyak 5.348 orang anak yang terdata anak tidak sekolah. Jumlah tersebut terdiri dari 3 kategori yakni kategori Belum Pernah Sekolah (BPB), Drop Out (DO) dan anak yang sudah lulus dan tidak melanjutkan sekolah.
Ia menjelaskan, jumlah anak yang belum pernah bersekolah (BPB) sebanyak 2113 orang, jumlah anak yang dinyatakan Drop Out (DO) dari sekolah 1599 orang. Sedangkan anak yang sudah lulus dan tidak melanjutkan sekolah sebanyak 1636 orang. Dengan demikian total sebanyak 5348 orang anak tidak sekolah yang terdiri dari 3 kategori tersebut di Kabupaten TTU.
Berdasarkan data, hasil verifikasi ATS di Kabupaten TTU ini masih terbilang cukup rendah jika dibandingkan dengan sejumlah kabupaten/kota lainnya. Pasalnya, ada sejumlah kabupaten/kota lain di NTT yang memiliki jumlah ATS dengan angka sangat fantastis.
Secara khusus di Kabupaten TTS jumlah ATS mencapai 22.474, Kabupaten Sumba Barat daya 13.901, Kabupaten Kupang 11. 628, Kabupaten Malaka 8.314, Kabupaten Belu 7.775, Kota Kupang 7.718, Kabupaten Manggarai Timur 6.339 Kabupaten Alor 6.185, Kabupaten Manggarai 6.159, Kabupaten Sumba Timur 6.083, Kabupaten Flores Timur 6.031.
Sementara itu, berdasarkan data, total Angka Partisipasi Murni (APM) atau anak yang sedang mengikuti pendidikan di sekolah jenjang pendidikan PAUD 97,5 persen, APM jenjang SD 98,7?n APM jenjang pendidikan SMP 98.7 % . Validasi data Anak Tidak Sekolah (ATS) ini merupakan hasil dari integrasi validitas sumber data (empat ekosistem lain).
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab anak tidak sekolah yakni tidak mau bersekolah, tidak ada biaya atau karena ketidakmampuan orang tua, sarana pendidikan jauh dari rumah, sudah cukup dengan tingkat pendidikan yang dimiliki saat ini, menikah atau mengurus rumah tangga, mengalami kekerasan atau perundungan atau trauma di sekolah.
Selain itu ada sejumlah faktor penyebab lainnya seperti; bekerja, pengaruh lingkungan, beranggapan sekolah tidak penting, tidak memiliki seragam sekolah, tidak memiliki akta kelahiran, masalah kesehatan dan lainnya (merantau, belum terdata di dapodik, pindah sekolah dan lain-lain).
Data-data tersebut dihimpun oleh Tim ATS yang melakukan survei ke lapangan dengan didukung oleh anggaran yang dialokasikan dari APBD Kabupaten TTU. Tim melakukan verifikasi selama 2 pekan.
Verifikasi ini dilaksanakan dalam dua tahap yakni; tahap pertama telah dilakukan sejak tanggal 28 Maret 2025 secara serentak oleh Tim ATS. Verifikasi tahap kedua akan dilaksanakan pada Bulan Agustus 2025.
Dikatakan Frent, pihaknya telah menyelenggarakan rapat koordinasi bersama Dinas Dukcapil Kabupaten TTU dan para operator satuan pendidikan untuk penyelesaian data anomali pada dapodik sekolah serta memastikan data siswa valid atau tidak residu di Dapodik dan terdaftar di satuan pendidikan pada 3 Juli sampai 4 Juli 2025.
"Bersama 369 Operator Dapodik Sekolah jenjang SD dan SMP," ungkapnya.
Berdasarkan hasil verifikasi, penyebab paling dominan anak tidak sekolah adalah tidak ada biaya atau ketidakmampuan orang tua sebesar 44 % , disusul faktor bekerja 18?n faktor tidak mau bersekolah 15 % . Sedangkan beberapa faktor penyebab lainnya memiliki prosentase 10 % ke bawah.
Dalam upaya mengatasi persoalan anak tidak sekolah di Kabupaten TTU, pemerintah daerah Kabupaten TTU melakukan sejumlah intervensi seperti pengadaan seragam sekolah, tas, buku tulis dan botol air kepada 5.508 siswa SD dan 3425 siswa SMP. Anggaran yang dialokasikan untuk kepentingan tersebut sebesar
Rp 3.191.550.000.
Selain itu siswa yang putus sekolah diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke PKBM dan SKB yang ada di Kabupaten TTU. (bbr)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.