Prakiraan Cuaca
Selain Suhu Dingin, BMKG Ingatkan Warga NTT Ancaman Karhutla Akibat Aktifnya Monsun Timur Australia
Selain Suhu Dingin, BMKG ingatkan Warga NTT Ancaman Karhutla akibat Aktifnya Monsun Timur Australia
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Selain Suhu Dingin, BMKG meng ingatkan Warga NTT Ancaman Karhutla akibat Aktifnya Monsun Timur Australia.
Peringatan itu disampaikan BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, NusaTenggara Timur (NTT), Minggu (13/7/2025).
Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berpotensi terjadi di TT menyusul aktifnya angin Monsun Timur Australia pekan ini.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Sti Nenote'k menjelaskan Angin Monsun Timur Australia besifat kering bertiup dari Benua Australia ke Asia melalui Indonesia pada Juli sampai September yang menandai wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.
Baca juga: Polsek Boawae Ungkap Penyebab Kebakaran Mobil Pikap di Nagekeo yang Dikendarai Seorang Pelajar
Sti Nenote'k mengatakan, sampai Juli, sebagian besar wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.
Selain itu, terpantau aktifnya gelombang Rossby yang menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan mulai pada 13-15 Juli yang memicu hujan ringan di wilayah Kabupaten Ende dan Ngada.
Kecepatan angin dilaporkan antara 20-40 kilometer per jam di Kabupaten Sabu Raijua dan suhu terendah 15 derajat celsius di wilayah Manggarai hingga Ngada dan dataran tinggi lainnya, serta tinggi gelombang di perairan dilaporkan maksimal 2,5 meter
"Waspadai angin kencang yang sifatnya kering yang berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT," kata Sti Nenote'k.
Untuk itu, Sti mengimbau masyarakat NTT mewaspadai potensi angin kencang dan kebakaran hutan dan lahan akibat aktifnya angin Monsun Timur Australia tersebut.
Baca juga: Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan, BMKG Deteksi 24 Titik Panas di NTT
Menurutnya, angin kencang yang bersifat kering membuat api mudah membesar dan meluas jika terjadi karhutla.
BMKG juga mengingatkan potensi banjir pesisir (rob) yang mengancam pesisir Pulau Flores sampai Alor, Pulau Sumba, Sabu, Raijua, Timor, dan Rote.(*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.