Tour de EnTeTe 2025
Gubernur NTT Sebut Tour de EnTeTe 2025 Bukan Saja Balap Sepeda
Dia mengaku acara ini dilaksanakan lewat semangat kolaborasi dari berbagai komitmen bersama antar Kepala Daerah di NTT, apalagi ada efisiensi anggaran
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
"Ini adalah momentum emas kita untuk membuat NTT tersebar, dan ini juga persiapan besar kita menuju panggung besar PON 2028," katanya.
Dia yakin Tour de Entete memberi dampak nyata di sektor pariwisata, ekonomi, investasi dan olahraga dan penguatan identitas NTT. Bila ini berlangsung baik, maka dukungan dari Pemerintah pusat akan diberikan.
Direktur Jelajah Sport Jannes E. Wawa mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan pada 10-21 September 2025. Dalam waktu itu, hanya dilakukan 10 hari untuk balapan.
Jannes mengatakan, start balapan di mulai di Kupang dan finish di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Setidaknya akan ada ratusan sepeda yang dibawa pembalap.
Panitia, kata dia, telah melakukan berbagai rencana agar kegiatan bisa berlangsung lancar, termasuk mengangkut sepeda dari Sumba ke Flores maupun dari Kupang ke Sumba.
Tanggal 8 September 2025, semua pembalap akan tiba di Kupang dan menginap di Hotel Harper. Sehari setelah tiba dilanjutkan dengan seremonial pembukaan dan registrasi.
"Tanggal 10 September kita mulai balap. Start di depan kantor Gubernur. Kemudian, dalam konsep kami mereka akan mengelilingi kota," katanya.
Pada etape pertama ini, kata dia, hanya dilakukan balap dengan jarak 9 kilometer. Setelah pembalap keliling dari jalan El Tari hingga ke jalan Frans Seda dan memutar ke arah jalan Frans Lebu Raya, pembalap mulai balapan di jalan Amabi di Kelurahan Maulafa menuju ke Katedral Kupang di Jalan Urip Sumoharjo.
Kemudian dilanjutkan dengan balapan dari Kupang ke Kefamenanu, TTU dengan total 228 kilometer dengan jarak lomba 180 kilometer. Dari Kefamenanu, pembalap menuju ke Atambua Kabupaten Belu melalui Wini.
"Pertimbangan Pak Gubernur adalah menjual perbatasan negara antara Indonesia dan Timor Leste. Disana kita punya dua titik batas negara yaitu Wini dan Motaain," katanya.
Hari berikutnya, peserta memulai balapan dari Atambua menuju ke Kota Soe, Timor Tengah Selatan. Setelah finish di Soe, peserta akan dibawa dengan kendaraan roda empat menuju Pelabuhan Tenau Kupang.
Dari Kupang, peserta bertolak ke Waingapu Kabupaten Sumba Timur menggunakan KM Dharma Kartika. Setelah tiba di Waingapu, peserta mulai balapan menuju ke Kota Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat.
"Menuju ke Tambolaka akan mengitari Waibakul (Sumba Tengah). Hari berikutnya dari Tambolaka dengan (pesawat) Hercules menuju Maumere. Dari Maumere akan diangkut ke Larantuka," katanya.
Di Kabupaten Flores Timur, rencananya peserta dilepas dari depan bandara Gewayantanah. Dari situ, peserta menuju Maumere, Ngada, Ruteng dan berakhir di Labuan Bajo Manggarai Barat.
Pada garis akhir, Pemerintah setempat membawa peserta ke Pulau Padar dan Pulau Komodo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.