Timor Leste

Sekjen ASEAN Bertemu Menteri Luar Negeri Timor Leste di Kuala Lumpur

Adapun pembahasan keduanya difokuskan pada kemajuan Timor Leste menuju keanggotaan penuh ASEAN, menyusul keputusan Pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-46

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-ASEAN
BILATERAL - Sekretaris Jenderal ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn bertemu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Republik Demokratik Timor Leste, Bendito dos Santos Freitas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (8/7/2025). 

Valentin da Costa, direktur eksekutif Forum LSM Timor Leste (FONGTIL), juga menepis tuduhan Myanmar, dengan mengatakan bahwa keberatan tersebut bermula dari dukungan konsisten Timor Leste terhadap demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar.

“Sikap Myanmar merupakan reaksi terhadap solidaritas berprinsip Timor Leste dengan gerakan demokrasi. Baik Perdana Menteri Xanana Gusmão maupun Presiden Ramos Horta telah mengkritik junta Myanmar secara terbuka dan mendukung Pemerintah Persatuan Nasional [NUG],” kata da Costa.

Didirikan oleh anggota parlemen terpilih yang digulingkan dalam kudeta 2021, NUG yang berada di pengasingan mengklaim dirinya sebagai pemerintah sah negara tersebut, berbeda dengan junta militer yang tidak dipilih dan dibenci secara luas.

“Yang benar-benar meresahkan junta adalah contoh demokrasi yang ditetapkan Timor Leste — masyarakat tempat warga negara dapat secara terbuka menantang pemerintah domestik dan internasional tanpa rasa takut,” imbuh da Costa.

Dukungan tegas Timor Leste terhadap nilai-nilai demokrasi di Myanmar telah konsisten. Pada bulan Agustus 2023, Perdana Menteri Gusmão memperingatkan bahwa negaranya mungkin akan mempertimbangkan kembali tawaran keanggotaannya di ASEAN jika blok tersebut terus melegitimasi rezim militer.

Tak lama setelah itu, Presiden Ramos Horta mengundang pejabat dari NUG ke acara-acara resmi di Dili, yang memicu reaksi keras dari junta, yang mengusir kuasa usaha Timor Leste sebagai balasan.

Pada bulan Maret 2024, Gusmão bertemu dengan para anggota diaspora Myanmar di Melbourne, Australia, di mana ia menegaskan kembali dukungannya terhadap perjuangan mereka dan mendesak junta untuk menghormati Konsensus Lima Poin 2021, peta jalan ASEAN untuk perdamaian dan pemulihan demokrasi di Myanmar yang sejauh ini belum terlaksana.

“Kami mendesak junta untuk menghormati prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan rakyat Myanmar,” kata Gusmão saat itu.

Seiring berlanjutnya persiapan untuk pelantikan resmi Timor-Leste ke ASEAN pada bulan Oktober ini, negara tersebut memposisikan dirinya tidak hanya sebagai anggota terbaru blok tersebut tetapi juga sebagai pendukung vokal hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan integritas demokrasi di Asia Tenggara. (*)

 


Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved