Breaking News

KUR

Respon Ekonom Soal KUR Jadi Solusi Instan Program 3 Juta Rumah

Danantara disebut-sebut akan menyiapkan dana senilai Rp 130 triliun untuk program pemerintahan Prabowo Subianto itu.

Editor: Ryan Nong
KONTAN
Ilustrasi aktivitas pembangunan perumahan di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ekonom merespon program 3 juta rumah yang kini disebut akan menggunakan skema Kredit Usaha Rakyat atau KUR.

Danantara disebut-sebut akan menyiapkan dana senilai Rp 130 triliun untuk program pemerintahan Prabowo Subianto itu.

Dalam hal ini, dana tersebut bakal disalurkan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan.

Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando pun membenarkan bahwa saat ini sedang ada pengkajian terkait pemberian KUR untuk sektor perumahan.

Dalam hal ini, pemberian KUR tersebut diarahkan untuk developer, kontraktor, maupun toko bangunan.

“Ini mendukung program rumah rakyat dengan pengambilan limit plafond yang lebih tinggi,” ujar Ramon.

Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera Heru Pudyo Nugroho menambahkan, sejatinya KUR di sektor perumahan saat ini sudah berjalan.

Dari sisi supply, ia mencontohkan dukungan kredit konstruksi bagi pengembang-pengembang kecil yang masuk kriteria UMKM.

Sementara, dari sisi demand, KUR bisa diberikan untuk usaha produktif misal pengembangan homestay, kos maupun rumah  kontrakan.

Hanya saja, ia enggan berkomentar lebih detil terkait rencana KUR untuk program tiga juta rumah ini.

Pasalnya, program tersebut sedang dalam pembahasan oleh beberapa pihak yang dipimpin oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP)

“Untuk kebijakan dukungan program 3 juta rumah, masih akan dibahas lebih lanjut di working group antara Kementerian PKP dengan pengampu kebijakan KUR, Danantara, perbankan dan stakeholder terkait,” ujar Heru.

Sebagai informasi, penyaluran KUR sampai dengan 31 Mei 2025 tercatat telah mencapai Rp 110,1 triliun.

Di mana, pembiayaan tersebut telah disalurkan kepada lebih dari 1,9 juta debitur di seluruh Indonesia.

Adapun, penyaluran KUR tersebut juga dibagi ke sejumlah sektor usaha, yakni perdagangan sebanyak 40,3 persen dari total KUR, kemudian sektor pertanian sebanyak 36,9 % .

Lainnya adalah jasa-jasa (14,9 % ), perikanan (1,5 % ), industri pengolahan (6,2 % ) dan sektor konstruksi (0,1 % ).

Sementara itu, Ekonom Perbankan Binus University Dody Arifianto mengungkapkan, program KUR yang ditujukan untuk memuluskan rencana program tiga juta rumah tersebut terlalu mengada-ngada.

Pasalnya, KUR itu lebih diarahkan untuk kredit produktif, sementara jika digunakan untuk pembelian rumah jatuhnya sudah masuk dalam kredit konsumtif.

Di sisi lain, jika pemberian KUR ini ditujukan untuk sisi supply, ia ragu bahwa ada developer yang memang masuk dalam kategori UMKM.

Oleh karenanya, ia mengusulkan pemberian bantuan ini tidak menggunakan kredit KUR tetapi program kredit lainnya.

“Sebenarnya kan ini program tiga juta rumah untuk membantu orang punya rumah, jadinya lebih cocok untuk kredit konsumtif,” ujarnya.

Setali tiga uang, Pengamat Perbankan Mochammad Amin Nurdin menilai rencana tersebut hanya sebagai jalan keluar dari terealisasinya program tersebut.

Di mana, memang ada berbagai kemungkinan yang bisa menghambat jalannya program tiga juta rumah.

Oleh karenanya, ia menilai adanya program KUR untuk membantu program tiga juta rumah ini tidak akan banyak membantu dari segi efektivitas. Ini sama halnya dengan rencana pengurangan ukuran rumah subsidi.

“Urgensinya menurut saya belum ada, untuk saat ini karena terlalu beresiko. Kalau ini sudah ada keputusan dan aturan main, maka tidak ada pilihan lain bagi bank untuk tidak menjalankannya,” tandasnya. (*)

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved