Prakiraan Cuaca

BMKG: Waspada, NTT Berpotensi Dilanda Angin Kencang hingga 12 Juni 2025

BMKG mengingatkan, NTT Berpotensi Dilanda Angin Kencang hingga 12 Juni 2025, karena itu masyarakat diimbau waspada.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO
NTT WASPADA ANGIN KENCANG - Pohon tumbang di jalan Timor Raya akibat angin kencang. BMKG: Waspada, NTT Berpotensi Dilanda Angin Kencang hingga 12 Juni 2025. 

Waspada (Hujan lebat) : Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.

Angin Kencang : Kep. Riau, Maluku, Bali, NTB, dan NTT

Periode 9-12 Juni 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Waspada (Hujan lebat) : Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Pegunungan.

Angin Kencang : Jawa Barat, Bali, NTB, NTT. Sulawesi Selatan, dan Maluku.

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.

Baca juga: Simak Penjelasan BMKG Penyebab Cuaca Hujan di Labuan Bajo NTT Walau Musim Kemarau

Musim Kemarau Datang Lebih Lambat

Sementara dalam rilis terkait Prospek Cuaca Mingguan Periode 6-12 Juni 2025, BMKG menyebut wilayah Barat dan Selatan Indonesia Kering, namun Wilayah Timur masih berpotensi hujan lebat.
 
Pemutakhiran awal musim kemarau 2025 menunjukkan pergeseran awal musim yang lebih lambat dibandingkan prediksi Februari, terutama di Jawa serta Bali dan Nusa Tenggara.

Di Jawa, awal musim bergeser 3–5 dasarian, sementara di Bali dan Nusa Tenggara bergeser 2–4 dasarian, menyebabkan kemarau datang lebih lambat dari normal.

Puncak musim kemarau umumnya tetap diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2025. 

Durasi musim kemarau diperkirakan lebih pendek di sebagian besar wilayah, meskipun sebagian kecil wilayah mengalami durasi lebih panjang dari normal.

Sementara itu, dalam sepekan terakhir hujan dengan intensitas lebat (50-100 mm/hari) hingga sangat lebat (100-150 mm/hari) di beberapa wilayah Indonesia masih relatif tinggi.

Kondisi atmosfer yang relatif basah masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Indonesia bagian utara dan timur, yang diperkuat oleh dinamika tropis dan topografi di wilayah tersebut. 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved