Berita Undana

Mahasiswa Komunikasi Undana dan Komunitas Babagi Deng Hati berbagi Kasih di SD Negeri Uehani

Gelar Kegiatan Sosial, Mahasiswa Komunikasi Undana dan Komunitas Babagi Deng Hati berbagi Kasih di SD Negeri Uehani

Editor: Adiana Ahmad
POSKUPANG.COM/ONONG BORO
BERBAGI KASIH - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana) bersama Komunitas Babagi Deng Hati melalui kegiatan sosial bertajuk “Sedikit dari Kita Berarti untuk Mereka” di UPTD SD Negeri Uehani, yang terletak di Desa Bolok, Kabupaten Kupang, Sabtu (31/5/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Semangat berbagi dan kepedulian kembali ditunjukkan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana ( Mahasiswa Komunikasi Undana ).

Bersama Komunitas Babagi Deng Hati, Mahasiswa Komunikasi Undan berbagi kasih dengan  anak-anak di SD Negeri Uehani,Desa Bolok, Kabupaten Kupang, Sabtu (31/5/2025).

Kegiatan sosial tersebut engusung tema “Sedikit dari Kita Berarti untuk Mereka”.

Kegiatan ini merupakan aksi sosial kedua yang digagas oleh kolaborasi mahasiswa dan komunitas tersebut, setelah sebelumnya mereka menyapa dan berbagi kebahagiaan bersama anak-anak di Panti Asuhan AT-TIN, Namosain.

Baca juga: Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Undana Gelar PKM pada Dua Lokasi di Lobalain Rote Ndao

Dengan semangat yang sama, mereka menyambangi SD Negeri Uehani untuk memberikan keceriaan dan bantuan bagi siswa-siswi yang bersekolah di tengah keterbatasan fasilitas.

Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme, para mahasiswa dan relawan komunitas mengadakan sesi perkenalan, bermain game interaktif, makan bersama, hingga penyerahan donasi berupa sembako dan pakaian layak pakai.

Momen kebersamaan tersebut diwarnai tawa ceria anak-anak, yang dengan semangat mengikuti setiap kegiatan.

Menurut Syane Hotan, salah satu guru di UPTD SD Negeri Uehani, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat positif bagi para siswa. Ia melihat bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya tentang memberi bantuan materi, tetapi lebih kepada membangun nilai-nilai sosial dalam diri anak-anak sejak dini.

“Yang saya lihat dalam kegiatan ini mengajarkan kegiatan berbagi. Hal ini berdampak sangat baik kepada anak didik kami. Kegiatan ini mengajarkan agar anak-anak kami di masa depan bisa berbagi di tengah masyarakat,” ungkap Syane.

Namun di balik keceriaan dan kehangatan kegiatan sosial tersebut, tersimpan fakta menyedihkan tentang kondisi infrastruktur SD Negeri Uehani.

Syane mengungkapkan bahwa sekolah tempatnya mengabdi mengalami kekurangan ruang kelas yang cukup serius. Dengan jumlah enam rombongan belajar, sekolah tersebut hanya memiliki tiga ruang kelas yang layak digunakan. Akibatnya, satu ruangan terpaksa disekat menjadi dua agar bisa menampung dua kelas secara bersamaan.

“Selama ini kami melakukan proses belajar dalam kondisi yang terbatas. Satu ruangan disekat menggunakan partisi agar bisa digunakan oleh dua rombongan belajar secara bersamaan. Hal ini tentu sangat memengaruhi konsentrasi belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran,” jelasnya.

Baca juga: Dies Natalis Ke-17 Prodi Ilmu Politik FISIP Undana Kupang Terselip Harapan Baik

Syane berharap agar pemerintah, baik dari tingkat kabupaten maupun provinsi, dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi sekolah-sekolah di wilayah pinggiran seperti Uehani. Menurutnya, infrastruktur yang memadai adalah fondasi penting bagi kualitas pendidikan anak-anak di desa.

“Mungkin ada perhatian khusus dari pemerintah agar kami di sini bisa mendapatkan tambahan ruangan agar proses belajar mengajar bisa berlangsung secara maksimal,” harapnya.

Kondisi ini menjadi ironi tersendiri. Di tengah semangat anak-anak untuk belajar dan semangat para guru untuk mengabdi, mereka harus bergelut dengan keterbatasan ruang dan fasilitas yang semestinya menjadi hak dasar setiap lembaga pendidikan.

Carolyne Louk, salah satu anggota Komunitas Babagi Deng Hati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal berbagi materi, melainkan menanamkan nilai kepedulian. Ia mengaku tergerak untuk terus melanjutkan kegiatan sosial karena percaya bahwa bahkan bantuan yang kecil sekalipun bisa membawa dampak besar.

“Hal yang paling penting di sini adalah anak-anak jadi tahu berbagi dengan orang lain walaupun sedikit,” ujar Carolyne.

Ia menambahkan bahwa melalui kegiatan sosial ini, para relawan juga banyak belajar, terutama mengenai realita yang dihadapi oleh masyarakat di pelosok dan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam menjawab tantangan sosial.

“Kami mau apa yang kami berikan, walaupun sedikit, bisa sangat berarti untuk mereka. Dampak dari kegiatan sosial ini sangat banyak kita bertemu dengan anak-anak dan kita sama-sama belajar tentang kepedulian,” tuturnya.

Kegiatan sosial ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan ketulusan. Ia juga menjadi sorotan terhadap realita pendidikan di daerah yang masih menghadapi berbagai keterbatasan, sekaligus seruan kepada semua pihak, termasuk pemerintah, untuk bersama membangun masa depan generasi penerus bangsa. (uge)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved