Timor Leste
Hun Sen Akan Dianugerahi Penghargaan Sipil Tertinggi Timor Leste
Penganugerahan penghargaan sipil tertinggi Timor Leste itu akan dilaksanakan saat lawatan diplomatik Hun Sen ke Dili, 7 Mei hingga 9 Mei 2025.
POS-KUPANG.COM, DILI - Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) akan menganugerahkan Grand Collar of the Order of Timor Leste kepada Ketua Senat Kerajaan Kamboja Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen atau Hun Sen.
Penganugerahan penghargaan sipil tertinggi Timor Leste itu akan dilaksanakan saat lawatan diplomatik Hun Sen ke Dili, 7 Mei hingga 9 Mei 2025 mendatang.
Dikutip dari siaran pers resmi Senat yang dilansir dari Khmer Times pada Selasa (6/5/2025), Hun Sen mengunjungi Timor Leste memenuhi undangan Presiden Timor Leste José Ramos Horta.
Sebelum ke Timor Leste, mantan kepala pemerintahan Kamboja terlama itu terlebih melawat ke Indonesia selama dua hari sejak Senin (5/5/2025).
Hun Sen memimpin delegasi senior Kamboja, termasuk Wakil Presiden Pertama Senat Ouch Borith, serta anggota parlemen dan pejabat tinggi dari berbagai kementerian dan lembaga.
Adapun penghargaan Grand Collar of the Order of Timor Leste akan disampaikan oleh Presiden Ramos Horta. Penghargaan itu diberikan untuk menghormati dukungannya selama dua dekade bagi Timor Leste, khususnya advokasinya bagi keanggotaan ASEAN.
Dalam lawatan diplomatiknya ke Dili Timor Leste, Hun Sen akan bertemu dengan Presiden José Ramos-Horta, Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmão, dan Presiden Parlemen Nasional Maria Fernanda Lay.
Dia juga dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi khusus Parlemen Timor Leste dan menyampaikan kuliah umum berjudul “Pelajaran dari Hun Sen: Dari Genosida dan Kemiskinan menuju Kebebasan dan Kemakmuran” di Istana Kepresidenan, di Dili.
Momen emosional
Dalam sebuah unggahan di media sosial menjelang keberangkatannya, Tn. Hun Sen mengungkapkan beban emosional karena harus memenuhi tugas negara selama masa berkabung pribadi.
“Menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan tidak pernah mudah. Jika saya hanya fokus pada keluarga, saya tidak dapat memenuhi tugas saya. Jika saya hanya fokus pada tugas saya, saya kehilangan momen-momen penting bersama keluarga,” tulisnya.
“Tanggal 3 dan 4 Mei menandai peringatan lima tahun meninggalnya ibu mertua saya, dan istri saya tidak dapat menghadiri upacara peringatan. Tanggal 4 dan 5 Mei juga menandai peringatan tiga tahun meninggalnya saudara laki-laki kedua saya. Sayangnya, saya tidak dapat menghadiri upacara pagi pada tanggal 5 Mei, karena saya harus berangkat ke Indonesia pada pukul 7 pagi untuk bertemu Presiden Indonesia pada pukul 11 pagi,” tulis dia.
Meskipun ada pengorbanan pribadi itu, Hun Sen menegaskan kembali dedikasinya terhadap misi diplomatik regional.
Senat menggambarkan kunjungan tersebut sebagai perwujudan diplomasi proaktif Kamboja yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan multilateral.
“Misi ini mencerminkan komitmen tingkat tinggi Kamboja untuk memperkuat dan memperluas diplomasi parlementer, yang berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan dunia,” bunyi pernyataan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.