Sumba Barat Daya Terkini

Kelompok Tani Mbinya Mopir dan Laran Daha di SBD Desak Distan Cairkan Dana Sumur Bor Rp 135 Juta

Kelompok Tani Mbinya Mopir dan Laran Daha di SBD Desak Distan Cairkan Dana Sumur Bor Rp 135 Juta.

Penulis: Petrus Piter | Editor: Apolonia Matilde
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
DESAK - Ketua Kelompok Tani Mbinya Mopir, Yohanes Loghe Bombo dan Ketua Kelompok Tani Laran Daha, Martha Muda Kaka, di Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya mendesak Dinas Pertanian segera cairkan dana pengerjaan sumur bor tahap II sebesar Rp 135 juta. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

 

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Ketua Kelompok Tani Mbinya Mopir dan Laran Daha, Desa Moromanduyo,  Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya mendesak Dinas Pertanian atau Distan segera mencairkan dana pengerjaan sumur  bor tahap II sebesar Rp 135 juta. Pihaknya baru mencairkan tahap I sebesar Rp 75 juta untuk bor sumur. 

Ketua Kelompok Tani Mbinya Mopir, Desa Hamili Ate, Yohanes Loghe Bombo dan Ketua Kelompok Tani Laran Daha, Martha Muda Kaka, mengaku sudah menyelesaikan pengerjaan sumur bor dan sudah empat bulan lamanya masyarakat menikmatinya. 

Walaupun belum selesai 100 persen, baginya yang penting masyarakat mendapatkan layanan air bersih terdekat. Keduanya nekat berutang untuk menyelesaikan sumur bor itu dengan harapan melunasi setelah dana tahap II cair. Sayangnya tak kunjung cair sampai saat ini.

Kedua ketua kelompok tani tersebut menyampaikan hal itu kepada POS-KUPANG.COM secara terpisah ditemui di kediamannya, Kamis 1 Mei 2025.

Menurut Yohanes, kegiatan pengadaan sumur bor tersebut merupakan kegiatan tahun anggaran 2024 yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2024.

Jumlah sumur bor sebanyak 33 buah. Setiap sumur bor dengan anggaran sebanyak Rp 300 juta denga rincian pencarian  tahap I sebesar Rp 75 juta untuk pemboran sumur, tahap II sebesar Rp 135 juta untuk pengerjaan instalasi, bak air, panel kaca sinar matahari dan lain-lain serta tahap III sebanyak Rp 90 juta untuk finalisasi.

Sayangnya sampai saat ini, dana tahap II belum.cair. sesuai inforlmasi yang diperoleh keduanya menyebutkan   5  dari 33 kelompok tani termasuk.keduanya tidak mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian Sumba Barat Daya untuk mencairkan dana itu.

Hal itu, katanya, karena kelima kelompok tani tersebut tidak menuruti saran Dinas Pertanian Sumba Barat Daya agar menggunakan pompa air merk  Lorentz. Kelima kelompok tani itu menggunakan pompa air merk grundfos.

Mengapa menggunakan merk grundfos karena berdasarkan pengalaman, ada warga sekitar sudah tujuh tahun menggunakan pompa air grundfos bahkan ada yang sudah belasan tahun tidak rusak alias tetap beroperasi seperti biasa.

Karena itu, katanya, memutuskan membeli pompa air merk grundfos. Apalagi, tidak ada keterikatan harus menggunakan merk tertentu.

Menurutnya, kegiatan pengadaan sumur bor itu merupakan  kegiatan swakelolah sehingga sepenuhnya menjadi urusan kelompok tani mulai pengadaan barang hingga pengerjaannya.

Sejak awal sosialisasi kegiatan yang berlangsung di Dinas Pertanian Sumba Barat Daya pada bulan Mei 2024, tidak diarahkan menggunakan pompa air merk Lorentz. Saat itu, petugas hanya menyarankan agar mengerjakan dengan baik.

Pihaknya justru mengetahui hal itu saat hendak mengajukan pencairan tahap II dimana diminta harus menggunakan pompa air merk Lorents. Mendengar hal itu, keduanya keberatan karena sudah menggunakan merk grundfos. Namun petugas keberatan dan terus meminta harus menggantinya baru bisa cair.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved