Liga 4 Indonesia

Bintang Timur Atambua Laporkan Tindakan Rasisme di Liga 4 Seri Nasional

Perwakilan dari Asprov PSSI NTT, secara resmi melayangkan surat pengaduan kepada panitia pelaksana Liga 4 Seri Nasional.

Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/HO
RASISME - Bintang Timur Atambua mendapatkan tindakan rasisme saat melawan Persika Karanganyar. Bintang Timur Atambua langsung surati PSSI dan Erich Thohir. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Klub sepak bola Bintang Timur Atambua (BTA), perwakilan dari Asprov PSSI NTT, secara resmi melayangkan surat pengaduan kepada panitia pelaksana Liga 4 Seri Nasional. 

Surat tersebut berisi laporan terkait tindakan rasisme yang dialami oleh pemain mereka saat pertandingan babak 32 besar melawan tuan rumah Persika Karanganyar pada 29 April 2025 di Stadion Angkatan 45 Karanganyar.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Plt. Direktur Bintang Timur Atambua, Vincensius JS Longa, pihak klub mengungkapkan bahwa selama pertandingan berlangsung, terdengar berbagai seruan bernada rasis dari kelompok suporter yang diduga berasal dari kubu tuan rumah. 

Pihak Bintang Timur Atambua juga menegaskan bahwa berdasarkan regulasi yang berlaku dalam kompetisi Liga 4 Seri Nasional, suporter dari tim tamu tidak diperkenankan hadir di stadion. 

Oleh karena itu, suara-suara bernada rasis yang terdengar diyakini kuat berasal dari kelompok pendukung tim tuan rumah, Persika Karanganyar.

Seruan tersebut dilontarkan terutama saat pemain Bintang Timur menguasai bola di dekat area pendukung lawan.

Beberapa teriakan bernada rasis yang disebutkan dalam surat antara lain "Cobra Hitam", "Hitam", "Keriting", hingga "Celeng". 

Pihak klub menyatakan keprihatinannya dan berharap panitia penyelenggara dapat mengambil tindakan tegas atas insiden tersebut.

"Kami percaya bahwa tidak ada ruang untuk rasisme dalam permainan sepakbola," tulis Vincensius dalam suratnya, sembari berharap agar panitia menindaklanjuti laporan ini demi menjunjung tinggi sportivitas dan keadilan dalam kompetisi nasional.

Insiden ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak terkait bahwa sepak bola harus menjadi arena persatuan, bukan tempat diskriminasi. (uge)

 

 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved