Manggarai Barat Terkini

BPOLBF Dorong Pariwisata Inklusif, Tak Hanya Terpusat di Labuan Bajo

Direktur BPOLBF Frans Teguh menekankan, pariwisata tidak boleh hanya terpusat di Labuan Bajo, melainkan harus mencakup seluruh wilayah NTT.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
PARIWISATA - Direktur BPOLBF Frans Teguh mengatakan, pihaknya mendorong agar sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus dikembangkan secara inklusif. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mendorong agar sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus dikembangkan secara inklusif dan berkelanjutan.

Direktur BPOLBF Frans Teguh menekankan, pariwisata tidak boleh hanya terpusat di Labuan Bajo, melainkan harus mencakup seluruh wilayah NTT.

"Pariwisata NTT harus diperluas dan diperkuat ke wilayah-wilayah Flores lainnya, hingga Alor dan wilayah NTT secara keseluruhan. Tentu dengan mempersiapkan SDM andal yang ke depan dapat mengelola destinasi wisata dengan baik dan profesional," ujar Frans, Senin (28/4/2025).

Frans menambahkan, fokus utama dan prioritas pengembangan kepariwisataan di NTT antara lain pengembangan wisata bahari yang difokuskan pada Labuan Bajo, sebagai gerbang dunia menuju Taman Nasional Komodo.

"Selain itu promosi wisata bahari berkelanjutan di Alor, Rote, dan Flores, peningkatan infrastruktur ramah lingkungan, serta penguatan konservasi keanekaragaman hayati laut," jelasnya.

Baca juga: BPOLBF Minta Wisatawan Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo Saat Libur Nataru

Selain itu, lanjut dia, pengembangan wisata kuliner dengan mengangkat kuliner khas seperti Jagung Bose, Sei, dan Tuak, menyelenggarakan Festival Kuliner NTT serta kolaborasi dengan komunitas lokal, dan mengembangkan agrowisata seperti perkebunan kopi di Flores dan tambak garam tradisional di Rote.

Selanjutnya, ekowisata yang dikembangkan melalui promosi Taman Wisata Alam Ruteng dan Gunung Kelimutu, dukungan terhadap wisata berbasis masyarakat seperti Desa Wae Rebo, serta penerapan sertifikasi ramah lingkungan untuk penginapan dan tur.

"Yang terakhir penguatan wisata religi dengan dikembangkan melalui rute ziarah Katolik di Flores dan warisan Islam di Alor, perayaan festival religius-budaya seperti prosesi Paskah di Larantuka, serta pelestarian ritual adat dan situs sakral seperti Pasola di Sumba," tandasnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved