KKB Papua

Teror Baru KKB Papua usai Bunuh 16 Penambang: Bakar 10 Camp di Mimika

Tim gabungan kepolisian yang hendak melakukan pengecekan TKP pada Selasa melihat kepulan asap dari lokasi kejadian.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM/HO
DISTRIK ANGGRUK - Ilustrasi. Kepulan asap dari bangunan sekolah yang diduga dibakar oleh KKB di wilayah Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025). OTK yang diduga merupakan KKB Papua kembali membakar 10 kamp di Mimika pada Senin dan Selasa pekan ini. 

"Dari keterangan saksi, pelaku yang diduga membakar kamp berjumlah sekitar 30 orang," ujarnya. 

16 Pendulang Emas Dibantai

Teror terhadap penambang atau pendulang emas bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, pada awal April lalu total 16 pendulang tewas.

Pelakunya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Mereka sebelumnya mengeklaim telah membunuh 11 orang pendulang emas di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.

Peristiwa ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.

Elkius Kobak dalam laporannya menyebut pasukannya telah membantai 11 pendulang emas yang dituding sebagai anggota militer pemerintah Indonesia. Para korban dituduh melakukan penyamaran.

Sebby Sambom dalam keterangannya kepada Tribun-Papua.com, menyebut aksi pembantaian oleh TPNPB-OPM dilancsarkan selama tiga hari, sejak 6 hingga 8 April 2025. 

Operasi dilancarkan Elkius Kobak cs dengan bantuan PNPB Kodap III Ndugama Derakma.

"Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa," ujar Sebby Sambom.

Selang beberapa hari kemudian TPNPB OPM kembali mengeklaim telah membunuh lima penambang emas di Kali Kabur, Korowai, wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Sebby Sambom menyebut Yosua Sobolim dan Kempes Matuan, dua pimpinan TPNPB-OPM wilayah Yahukimo, memimpin langsung operasi pembantaian para pekerja tambang di Kali Kabur. Namun identitas kelima korban tidak disebutkan.

Sebby menyebut operasi berlangsung Rabu (9/4/2025) siang sampai sore. Mereka menuding lima korban sebagai anggota militer Indonesia.

"Penambangan ilegal di Kali Kabur yang dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia kerap kali melakukan pemantauan udara menggunakan kamera drone dari Kali Kabur ke Markas TPNPB," kata Sebby.

"Jika aparat militer pemerintah Indonesia mau kejar kami silakan datang ke Kota Dekai, kami ada di kota dan sedang melakukan misi operasi di wilayah kami," sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved