TTS Terkini

Kasus Kematian Akibat Rabies Terjadi Lagi di TTS 

Ia melanjutkan setelah itu, petugas surveilens melakukan pengkajian lebih mendalam terkait kronologi gigitan dan tata laksana setelah di gigit.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GOKOK
RABIES - Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr. Karolina Tahun ketika diwawancarai POS-KUPANG.COM Kamis (24/4/2025), terkait kasus rabies di TTS. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE- Warga Desa Bone, Kecamatan Oenino meninggal pada Sabtu(13/4/2025) di Puskesmas Niki-Niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, akibat terpapar rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. R.A Karolina Tahun, menjelaskan kronologi kasus kematian tersebut. 

"Almahrum di bawah ke di IGD Puskesmas Niki-niki, pada Sabtu (12/4/2025) pukul 08.00 wita dengan gejala nyeri ulu hati, muntah dan mulai muncul gejala takut air, takut cahaya dan takut udara," jelas dr. Karolina.

Ia melanjutkan setelah itu, petugas surveilens melakukan pengkajian lebih mendalam terkait kronologi gigitan dan tata laksana setelah di gigit.

Petugas surveilens berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas, KTU Puskesmas, Petugas Surveilens dan pengelola Rabies PKM Niki-Niki, petugas Dinas Kesehatan, pengelola Rabies Puskesmas Niki-Niki, dan petugas Promkes untuk bersama-sama menindak lanjuti kasus tersebut.

Baca juga: Jumlah Kematian akibat Rabies di TTS Capai 21 Kasus Sejak Tiga Tahun Terakhir

Pada 12 April 2025 jam11.41 wita petugas puskesmas Oenino dan Niki-Niki masuk ke ruang perawatan pasien dan melakukan penyelidikan epidemiologi kepada pasien dan keluarga dan memantau perkembangan hingga pukul 12.10 wita.

Pada pukul 13.26 wita pasien mengalami halusinasi kalau ada petugas kesehatan yang membuat angin dalam ruangan, sehingga pasien memberontak dan berlari keluar ruangan dan mencabut infus sendiri. 

Pasien kemudian berlari hingga keluar lingkungan Puskesmas dan masuk ke dalam semak. Petugas kesehatan segera menghubungi tentara dan polisi untuk membantu mengamankan pasien.

Pada pukul 13.52 wita pasien di fiksasi namun pasien terus memberontak melepas ikatan dan berlari, mencabut pipa air dan mengangkat batu besar, pasien pun ingin melepas semua pakaian namun di cegah oleh pihak keamanan. Pasien di beri air untuk minum tapi menolak. 

Pada pukul 17.20 wita pasien mengeluh lapar dan meminta makan, keluarga memberi roti dan pasien memakanannya, namun pasien tetap tidak bisa meminum air yang diberikan. Sampai dengan pukul 19.00 wita pasien masih dalam pemantauan dan masih berteriak dalam ruangan. 

Pada pukul 22.56 wita petugas memonitoring kondisi pasien, pasien tampak tenang namun bicara tidak nyambung.

 

Kemudian Pada Minggu(13/4/2025) pukul 01.25 wita petugas memonitoring ulang kondisi pasien tetap masih tampak tenang dan bicara tidak nyambung. Pasien akhirnya meninggal pada pukul 03.30 wita.

Berdasarkan informasi riwayat gigitan, dr. Karolina,  menjelaskan pada bulan Mei 2023 pasien digigit anjing tak dikenal di pondok milik korban. Anjing tersebut menggigit di bagian dada kanan pasien, sebanyak tiga gigitan, dua luka dalam dan satu gigitan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved