Paus Fransiskus Wafat
Paus Belas Kasih dari Pinggiran Dunia
Jenazah Paus disemayamkan di Basilika Santo Petrus selama masa berkabung. Misa Kudus akan diadakan setiap hari.
Lima tahun sebelumnya, 2019, Paus Fransiskus bersama dengan Imam Besar Al-Azhar, Kairo, Mesir, menandatangani dokumen “Human Fraternity, for Peace World Peace and Living Together” yang lebih dikenal dengan Dokumen Abu Dhabi.
Paus Perdamaian
Kita akan mengenang Paus Fransiskus sebagai seorang Paus perdamaian. Paus Fransiskus tidak kenal lelah menyerukan perdamaian dan menunjukkan kedekatannya dengan mereka yang menderita akibat salah satu bencana buatan manusia yang paling tidak adil: perang.
Perdamaian adalah hal yang selalu dipanjatkan saat berdoa. Paus Fransiskus menetapkan hari-hari puasa dan doa perdamaian untuk Suriah, Lebanon, Afghanistan, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Tanah Suci, yang melibatkan umat beriman di seluruh dunia.
Dalam pesannya yang terakhir sebelum memberikan berkat “Urbi et Orbi”, hari Minggu (20/4/2025) masalah perdamaian ditekankan lagi.
Paus menyerukan dan mendesak diupayakannya perdamaian di Timur Tengah (perang antara Israel dan Palestina), di Ukraina, Republik Demokrasi Kongo, Sudan Selatan, Kaukasus Selatan, Armenia, Azerbaijan, Sahael, dan Tanduk Afrika, juga Myanmar.
Kata Paus Fransiskus dalam pesan “Urbi et Orbi-nya: “Saya mengimbau kepada semua orang yang memegang tanggung jawab politik di dunia kita untuk tidak menyerah pada logika ketakutan yang hanya akan menyebabkan isolasi dari orang lain, tetapi lebih baik menggunakan sumber daya yang tersedia untuk membantu yang membutuhkan, memerangi kelaparan, dan mendorong inisiatif yang mempromosikan pembangunan. Inilah ‘senjata’ perdamaian: senjata yang membangun masa depan, alih-alih menabur benih kematian!”
Dengan suaranya yang lembut dan tak kenal lelah, Paus Fransiskus mengingatkan dunia akan persaudaraan manusia dan keadilan sosial, bersaksi, sampai akhir, dengan teladanNya, tentang kedekatan dengan yang termiskin, yang terlupakan, yang terpinggirkan.
Paus dengan penuh tekad, selalu mencari dialog dan perdamaian. Bapa Suci yang “datang dari ujung dunia” memberi visi kepada siapa saja, di mana seluruh umat manusia dipeluk dalam satu pelukan.
Oleh karena, Paus Fransiskus selalu mengatakan, semua manusia diciptakan dengan harkat dan martabat yang sama.
Maka semua adalah saudara (Fratelli tulli). Satu saudara yang tinggal dan hidup di dunia yang sama yang harus dijaga dan dipelihara (Laodato Si).
Paus Pinggiran
Dijuluki "Paus pinggiran", bukan hanya karena Paus Fransiskus tidak datang dari Eropa—yang dulu disebut sebagai pusat kekatolikan—dan dari Argentina, melainkan Paus Fransiskus selalu meluangkan waktu untuk mengenang mereka yang menderita akibat konflik.
Jadi, istilah periferi, pinggiran, tidak semata berarti secara geografis, tetapi juga pinggiran eksistensial: misteri dosa, penderitaan, ketidakadilan, ketidaktahuan dan ketidakpedulian terhadap agama, arus intelektual, dan segala kesengsaraan. Ke sanalah Gereja dipanggil; untuk keluar dari dirinya sendiri dan pergi ke pinggiran.
Sambil berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang paling banyak mendapat perhatian media, ia juga tidak pernah gagal menyalurkan doanya ke beberapa daerah yang paling terpukul, namun paling dilupakan oleh dunia.
Salah satu gerakannya yang paling simbolis—yang menggambarkan belas kasihnya—dan momen yang sangat mencolok dari kepausannya, adalah pada bulan April 2019, ketika Paus Fransiskus berlutut untuk mencium kaki para pemimpin Sudan Selatan yang tengah bergulat dengan perang saudara.
Saat ia menyapa Presiden Salva Kiir dan saingannya Riek Machar di Vatikan, Paus, dalam kerendahan hatinya, mencium kaki mereka, mendesak para pemimpin untuk meletakkan senjata mereka dan menempuh jalan perdamaian (Rilis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci, Vatikan)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Paus Fransiskus wafat
Paus Fransiskus
Takhta Suci
Vatikan
Jorge Bergoglio
KBRI Vatikan
TribunBreakingNews
La Repubblica Menuding Donald Trump Menderita Megalomania Patologis |
![]() |
---|
Para Kardinal Bahas Tantangan Besar yang Akan Dihadapi Paus Baru |
![]() |
---|
Cerobong Asap Sudah Terpasang di Atap Kapel Sistina Vatikan |
![]() |
---|
Proses Pemilihan Paus Pernah Berlangsung Lebih dari 2 Tahun |
![]() |
---|
Jokowi Sederet dengan Donald Trump Saat Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Roma |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.