Flores Timur Terkini

Gubernur NTT Pertanyakan Tambang Mutiara di Flores Timur

Salah tambang mutiara terbesar berada di Pulau Konga di Kecamatan Titehena. Tambang tersebut sudah beroperasi sejak lama

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Suasana pertemuan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena (tengah), anggota DPR RI, Ahmad Yohan (kanan), dan Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen (kiri), Kamis, 3 April 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena mempertanyakan keuntungan sejumlah tambang mutiara yang berada di perairan Kabupaten Flores Timur.

Salah tambang mutiara terbesar berada di Pulau Konga di Kecamatan Titehena. Tambang tersebut sudah beroperasi sejak lama. Politisi Partai Golkar itu mempertanyakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari tambang mutiara.

"Mutiara ini orang bangun di NTT itu yang dapat untungnya siapa? Ini PAD-nya masuk ke mana? Kita bertugas menjaga. Siapa yang dapat ini pak, kalau Jakarta yang dapat, kita bagi-bagi," tanya Melki Laka Lena kepada para kepala desa dan kepala sekolah di Rujab I Bupati Flores Timur, Kamis, 3 April 2025 lalu.

Menurutnya, daerah Flores Timur menjadi pusat kelautan dan perikanan, terutama ikan, garam dan rumput laut.

Selain kelautan dan perikanan, Melki Laka Lena juga menyingung Koperasi Merah Putih yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto.

"Kenapa pak Prabowo buat Koperasi Merah Putih, karena di desa itu tengkulak makan rakyat punya keringat. Bayangkan coba rakyat yang setengah mati, harga untung tipis, masih dikerjain tengkulak," pungkasnya.

Melki menyebut, Presiden Prabowo ingin perputaran uang lebih banyak terjadi di desa untuk mensejahterakan masyarakat petani. 

Baca juga: Kunker Gubernur NTT di Flores Timur,  Bertemu Uskup Larantuka hingga Pengungsi Lewotobi Laki-laki

"Pak Prabowo mau agar uang itu berputar di desa lebih banyak langsung jaga  petani. Jadi harga yang mensejahterakan petani. Saya minta agar kepala desa jaga pintu masuk agar pedagang tidak leluasa masuk tentukan harga suka-suka dia," tandasnya.

Sementara, anggota DPR RI, Ahmad Yohan meminta para kepala desa memiliki inovasi dan kreatifitas. Dia menyebut hanya dengan inovasi dan kreatifitas, orang akan mampu melakukan perubahan. 

"Kalau kita gerakan potensi kita memiliki nilai lebih. Kepala desa tidak memiliki kreatifitas dan inovasi maka  hal itu tidak mungkin. Kita hitung berapa lahan produktif kita dan berapa lahan yang kita gerakan. Apa potensi unggulan di laut dan darat," ujarnya. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved