Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Minggu 23 Maret 2025 dengan judul Teladan Merendahkan Diri dan Melayani
Jika itu terjadi maka kita sedang melakukan pencitraan hamba tetapi sebenarnya tanpa keteladanan Kristus dan tidak layak menyandang status hamba Tuhan

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Minggu 23 Maret 2025 dengan judul Teladan Merendahkan Diri & Melayani.
Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Renungan Harian Kristen ini merujuk pada Kitab Yohanes 13:1-20.
Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.
Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).
Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 22 Maret 2025, Yesus Mati, Tak Ada Penghakiman Lagi
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Maret 2025.
Tema Bulan Maret 2023, Menghayati Sengsara Yesus: Merengkuh Kerapuhan Hidup.
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:
Kesaksian tentang Yesus membasuh kaki murid-murid, hanya dicatat oleh Injil Yohanes.
Tidak ditemukan di dalam Injil yang lain. Meski begitu ada kesinambungan antara kisah dalam Injil Yohanes ini dengan kisah perjamuan Paskah yang tidak ada dalam Injil Yohanes tetapi dicatat oleh Injil Matius, Markus, Lukas.
Keempat Injil ini saling melengkapi. Pada ayat 2 disebutkan “mereka sedang makan bersama…” dan ini menunjuk kepada perjamuan Paskah Yesus dan para murid yang dicatat dalam tiga injil lain.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Jumat 21 Maret 2025, Allah Tidak Menyayangkan Anak-Nya
Baru sesudah itu Yesus membasuh kaki para murid. Pertama, Yesus mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan seorang hamba yang bertugas melayani para tamu.
Ketika tidak ada hamba dan tidak ada seorang pun yang mau melaksanakan tugas hamba, Yesus berkenan mengambil tugas hamba.
Budaya kita mengatur hirarki yaitu orangtua lebih tinggi dari anak, yang tua lebih dari yang muda, demikian juga dalam relasi guru-murid, kakak-adik, tuan-hamba.
Namun, apa yang dilakukan Yesus bertentangan dengan budaya pada umumnya (bnd. Mat. 25:21, 23). Dunia kita mungkin menyebutnya “pencitraan”, pura-pura merendah demi dapat simpati dan pujian. Yesus tidak sedang melakukan pencitraan dan tidak peduli dengan hal itu.
Kedua, Yesus menyebut diri-Nya guru dan Tuhan yang memberikan teladan merendahkan diri dan melayani.
Tidak ada gelar dan jabatan yang terlalu tinggi yang membatasi siapa pun pengikut Yesus untuk tidak merendahkan diri dan melayani seperti hamba. Jangan sampai kita hanya “pikul nama” hamba tetapi perilaku kita seperti seorang “bos”, termasuk di kalangan para pendeta yang suka menuntut fasilitas pelayanan dan menolak melakukan pekerjaan yang dianggap rendah dan bagian koster.
Jika itu terjadi maka kita sedang melakukan pencitraan hamba tetapi sebenarnya tanpa keteladanan Kristus dan tidak layak menyandang status hamba Tuhan.
Kiranya mata rohani kita dibukakan ketika menerima teladan hamba dari Sang Guru dan Tuhan kita. Amin! (*)
Budaya hirarkis dan pencitraan adalah bukti betapa rapuhnya kita karena dosa. Tetapi panggilan pelayanan ialah menghidupi budaya hamba seperti Kristus. Semakin kita merendah maka semakin kita menyerupai Kristus.
Komunitas Suluh Injil
Sekretariat : Jl. Seruni No. 8 Naikoten, Kota Kupang
Telp : +62 8113828074, +62 85239108328.
Email : bethseba0906@gmail.com.
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.