NTT Terkini 

Efisiensi Anggaran Berdampak bagi Perhotelan di NTT, Begini Tanggapan Pengamat Ekonomi

Solusi yang ditawarkan oleh Thomas yakni, mengatasi penyakit makro, hanya bisa dilakukan oleh dokter ekonomi makro (Kemenkeu, BI dan BAPPENAS)

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Pengamat Ekonomi, Dr. Thomas Ola Langoday. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Buntut dari efisiensi anggaran yang diberlakukan oleh Pemerintah Pusat, memiliki pengaruh terhadap aktivitas perhotelan di NTT.

Pengamat Ekonomi, Dr. Thomas Ola Langoday mengatakan, untuk perhotelan di NTT dampaknya sangat besar ketimbang perhotelan di daerah-daerah industri dan perdagangan.

Menurut Thomas, ekonomi NTT adalah ekonomi APBN dan APBD. Artinya, hampir 80 persen aktivitas ekonomi dan perhotelan di NTT sangat dipengaruhi oleh aktivitas pemerintah (APBN dan APBD) dan hanya 20 persen dipengaruhi oleh aktivitas atau bisnis swasta.

"Dengan adanya efisiensi anggaran oleh pempus, terutama efisiensi perjalanan dinas, seminar dan diskusi, apalagi FGD, sangat berpengaruh terhadap aktifitas perhotelan," kata Thomas saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (22/3/2025).

Dijelaskan, kamar-kamar hotel sudah tentu banyak yang tidak terisi, restoran menjadi sepi, transportasi lokal sepi penumpang, cenderamata dan oleh-oleh khas lokal tidak laku terjual. Situasi hari ini, ekonomi Indonesia umumnya dan NTT khususnya tidak sedang baik-baik saja.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah, Hotel Sahid T-More Kupang Hadapi Tantangan Berat

"Kita sedang menuju ke Indonesi Gelap? Ciri-ciri ke arah itu tampak jelas di depan mata," tegasnya.

Thomas juga mengatakan,jika pemerintah tidak segera mendeteksi penyakit-penyakit makro ekonomi ini, maka krisis ekonomi sedang menanti. Apa dampaknya bagi dunia perhotelan? Jika tamu hotel sepi, restoran sepi, untuk apa tenaga kerja yang dipekerjakan? Sudah tentu akan ada PHK besar-besaran di dunia perhotelan, restoran dan transportasi lokal.

"Jika tamu hotel sepi, restoran sepi, sudah tentu pendapatan hotel dan restoran menurun," katanya.

Dirinya juga mengatakan, dampaknya efisiensi akan berpengaruh juga pada penurunan pajak hotel dan restauran. Yang rugi bukan saja pemerintah, tetapi kerugian paling besar diderita oleh masyarakat banyak.

"Manajemen rantai pasokan dari restoran ke petani, peternak, perikanan, industri makanan dan cendera mata menjadi terputus. Yang menderita adalah rakyat kecil yang tersentuh langsung atau ikutan dari aktifitas hotel dan restauran," ujar Dosen STIE Oemathonis Kupang tersebut.

Pengamat ekonomi itu juga mengatakan penyakit makro ekonomi yang segera dihadapi oleh pemerintah adalah pengangguran, deflasi dan tentu disequylibrium neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Baca juga: Inovasi dan Adaptasi Hotel Kristal Menghadapi Efisiensi Anggaran

Jika ini terakumulasi secara nasional maka tidak saja krisis ekonomo yang menyambut kita, tetapi pintu resesi ekonomi juga siap menjemput kita.

Solusi yang ditawarkan oleh Thomas yakni, mengatasi penyakit makro, hanya bisa dilakukan oleh dokter ekonomi makro (Kemenkeu, BI dan BAPPENAS). 

Segera alihkan efisiensi dana ke sektor-sektor riil yang produktif agar multiplayer effect segera tercipta, baik untuk lapangan kerja (mengatasi pengangguran) peningkatan daya beli masyarakat (mengatasi deflasi) peningkatan produksi (mengatasi disequylibrium neraca perdagangan dan neraca pembayaran).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved